Jumat 19 Jul 2019 17:14 WIB

Purwakarta Wajibkan Sekolah Tangani Sampah Plastik

Sampai saat ini sampah plastik terus menjadi ancaman bagi lingkungan.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Ahmad Sudarna (kaos biru muda) bersama Kadisdik Purwakarta, Purwanto, saat mempraktikan penyulingan sampah plastik menjadi BBM, Kamis (18/7).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Ahmad Sudarna (kaos biru muda) bersama Kadisdik Purwakarta, Purwanto, saat mempraktikan penyulingan sampah plastik menjadi BBM, Kamis (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, mewajibkan sekolah menangani persoalan sampah plastik. Pasalnya, sampai saat ini sampah plastik menjadi ancaman bagi lingkungan. Selain itu, jajanan para pelajar juga menjadi penyumbang tingginya sampah yang sulit didaur ulang tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan, persoalan sampah plastik ini sudah sangat parah. Bahkan, Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik nomor dua di dunia setelah Cina. Karena itu, perlu adanya kesadaran kolektif untuk mengatasi persoalan ini. "Karena itu, mulai tahun ajaran baru ini, sekolah wajib mengatasi persoalan sampah plastik di masing-masing lingkungannya," ujar Purwanto, kepada Republika.co.id, Jumat (19/7).

Salah satunya, sudah disosialisasikan melalui kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Ke depan, dari mulai kepala sekolah, guru sampai penjaga sekolah, harus menjadi agen perubahan akan kebersihan lingkungan.

Apalagi, lanjut Purwanto, saat ini sudah ada guru yang melahirkan karya sederhana, tapi hasilnya sangat luar biasa. Yaitu, penyulingan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM). Guru tersebut, Ahmad Sudarna merupakan pendidik di SDN 1 Karoya, Kecamatan Tegalwaru.

Karena itu, SDN 1 Karoya  ini, akan menjadi pilot project sekolah yang mengolah sampah plastik menjadi produk dengan nilai ekonomis. Di Kecamatan Tegalwaru ini, ada 24 sekolah SD dan SMP.

SDN 1 Karoya akan ditunjuk sebagai pabrik pengolah sampahnya. Sedangkan, 23 sekolah lainnya merupakan bank sampahnya. Jadi, sampah-sampah plastik dari 23 sekolah itu, akan didistribusikan ke SDN 1 Karoya untuk dijadikan BBM. "Jika ini berhasil, maka akan diterapkan di seluruh sekolah yang ada di 17 kecamatan," ujar Purwanto.

Untuk sekolah lainnya, di luar Kecamatan Tegalwaru, bisa berpartisipasi. Dengan cara, memilah-milah sampah plastik dan sampah organik. Jika, sudah banyak sampah plastik itu bisa disalurkan ke SDN 1 Karoya .

"Atau, jika sekolah lain sudah punya komitmen dan ada SDM yang bersedia mengolah sampah, maka kita akan berikan alat pengolahannya hasil ciptaan dari Guru Sudarna tersebut," ujar Purwanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement