Ahad 14 Jul 2019 13:52 WIB

Membongkar Berita Politik Media Massa

Pembaca buku ini bisa menelaah kontestasi kekuasaan dalam ruang media massa.

Kontestasi Politik dalam Ruang Media
Foto: Tangkapan layar
Kontestasi Politik dalam Ruang Media

KPK Pasang Target Tuntaskan Kasus Korupsi Bank Century. BPK dan Kemenkumham Koordinasi Sita Aset Robert Tantular. KPK Beri Kode akan Ada Tersangka Baru Kasus Bank Century di 2019. Itulah beberapa judul berita tentang kasus korupsi Bank Cenurty.

Kasus yang diduga telah merugikan uang negara sekitar Rp 6,7 triliun. Komisi Pembe rantasan Korupsi (KPK) baru menjerat Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) bidang pengelolaan devisa, Budi Mulya. Ia sudah divonis 15 tahun penjara.

Korupsi yang menguras triliunan rupiah uang negara itu tidak mungkin hanya dilakukan Budi Mulya. Kasus yang terjadi pada 2008 itu sangat menarik. KPK menggali keterangan dari sejumlah tokoh, di antaranya, mantan gubernur BI Boediono yang juga mantan wakil pre siden periode 2009-2014. Ada pula nama Men teri Keuangan Sri Mulyani yang kini menjadi sorotan media massa. Perkara ini kembali muncul ke permukaan berita pada Juni 2019 ini.

Kasus Bank Century masuk ke ranah politik dan merupakan peristiwa politik yang selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan. Tiga media massa--Republika, Kompas, dan Rakyat Merdeka--menjadi fokus penelitian Dr Heri Budianto, S.Sos, M.Si.

Lelaki kelahiran Bengkulu, 2 September 1974, itu menuliskan kasus tersebut. Kini, publik bisa membacanya melalui buku yang berjudul Kontestasi Politik dalam Ruang Media. Buku ini ditulis dengan perspektif analisis wacana kritis atau critical discourse analysisyang dicetak pertama pada Februari 2019 dengan penerbit Prenada Media Group.

Dalam buku yang merupakan hasil disertasinya saat menyelesaikan pendidikan doktor tahun 2013 pada program studi Media and Cultural Studies, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini, Herbud, panggilan akrab dari Heri Budianto "membongkar rahasia" newsroomtiga media cetak nasional yang cukup berpengaruh tersebut. Ia menguliti Republika, Kompas, dan Rakyat Merdeka dengan pisau analisis wacana kritis dalam kasus megakorupsi Bank Century. Ingat, dalam kasus itu melibatkan kontestan partai politik, aktor-aktor politik atau politikus yang bersinggungan dengan isi pemberitaan tiga media nasional tersebut.

Bila dikaitkan dengan isu kekinian seputar pemilu hingga sidang di Mahkamah Konstitusi (MK), pro dan kontra mengenai dapur redaksi atau newsroom media massa masih menjadi salah satu titik perhatian publik. Independensi media mainstream dipertanyakan. Bahkan, dikait-kaitkan dengan aktor-aktor politik serta elite politik, sehingga berita di media mainstream menjadi bagian dari sengkarut kontestasi politik nasional.

Untuk mengetahui media massa, relasi kuasa, serta media massa dan kontestasi kekua saan yang melingkupinya, Anda bisa membaca buku ini. Kontestasi kekuasaan sesungguhnya tercermin di dalam ruang politik dan ruang pemberitaan media massa.

Dalam bukunya, tentu saja dosen di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta ini fokus pada kasus Bank Century. Tapi, di tengah riuh rendah kontroversi media massa pada berita Pemilu 2019, pembaca bisa menelaah kontestasi kekuasaan dalam ruang media massa.

Apalagi, media massa merupakan saluran komunikasi yang menjangkau khalayak luas dan dapat memengaruhi opini publik.

Sengkarut media

Buku ini hadir di tengah sengkarut industri media massa dengan segenap kepentingannya, termasuk kepentingan ideologi, politik, eko nomi, sosial, dan lain-lain. Mengurai benang kusut melalui pendekatan atau perspektif analisis wacana kritis. Sekaligus refleksi atas permasalahan yang terjadi sebagai bagian dari kontestasi politik dalam ruang media massa.

Buku dengan tebal 160 halaman ini terdiri atas lima bab. Pada bagian awal memfokuskan pemaparan analisis wacana kritis sebagai pisau analisis sekaligus alternatif perspektif. Selanjutnya, mengupas media massa dan relasi yang melingkupinya, utamanya pada kekuasaan politik. Kontestasi kekuasaan tercermin dalam ruang politik dan pemberitaan media massa.

Herbud juga menjelaskan media massa dan sejarah representasi politik serta praktik hegemoni politik dalam media massa. Tentu saja, menguliti posisi media massa dalam praktik analisis wacana kritis. Pada bagian akhir lelaki asal Benglulu yang menyelesaikan magister komunikasi pembangunan di IPB ini mengajak pembaca untuk melihat pertarungan tiga media besar dalam ruang media masa dan ruang politik.

Buku ini akan menambah khazanah kajian komunikasi politik, terutama dalam membedah newsroommedia massa. Tentu, sangat berguna bagi mahasiswa, akademisi, politikus, serta wartawan untuk memahami telaah kritis mengenai kontestasi kekuasaan politik dalam ruang media massa. Lulusan S-1 FISIPUniversitas Bengkulu ini tentu saja berharap buku ini dapat menjadi cakrawala ilmu pengetahuan da lam kajian relasi media massa dan kekuasaan, menjadi tercerahkan. (ed:endah hapsari)

Judul Buku: Kontestasi Politik dalam Ruang Media.

Perspektif Critical Dis course Analysis

Penulis: Dr Heri Budianto, S.Sos, M.Si

Penerbit: Prenamedia Group

Tebal: xxii + 160 hlm.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement