Jumat 01 Feb 2019 16:36 WIB

Angka Kematian

Hati dan pikirannya tertambat kuat pada hal yang kadang tak disukai teman-temannya

Angka Kematian
Foto:

Malam ini resah menggelayuti Aji. Sindiran Indra itu masih mengiang-ngiang di telinganya. Kata-kata itu menelusup perlahan ke ceruk-ceruk pikirannya, membuatnya mengail-ngail sesuatu yang terasa menikam-nikam. Ia tak mampu memejamkan mata. Ah, ia mencoba menghitung sesuatu, berharap bisa tertidur.

“Di mana aku? Mengapa aku berada di tempat seperti ini? Tempat apa ini? Tolong keluarkan aku dari sini!”

Lima….lima….lima….. Mengapa banyak sekali angka lima di tempat ini? Ah… makhluk apa itu? Tiiidaaak….” Aji terjaga dari tidurnya. Ia tergeragap. Keringat dingin pun mengucur deras. Mukanya pucat pasi. Dipandangnya jam dinding kamar menunjukkan pukul 03.37 dini hari. Batin dan benaknya berletupan. Baru kali ini ia bermimpi seaneh dan sekejam itu. Ia limpung seketika.

***

“Aku seperti terjebak di dalam ruangan gelap yang dipenuhi oleh begitu banyak angka lima. Apa kau tahu arti mimpiku itu?”

“Selain angka lima, aku juga melihat seorang lelaki berpakaian hitam terus mengejarku. Aku takut jika sesuatu yang buruk akan menimpaku.” Aji gundah. Air mukanya tak menentu.

“Aku tidak begitu mahir menafsirkan mimpi, Ji. Tapi yang kutahu angka lima itu sering disebut sebagai bintang jahat. Bintang yang tidak menguntungkan setiap orang. Angka lima adalah angka yang paling susah dikombinasikan dan dipercaya membawa gangguan penyakit. Dalam ilmu Feng Shui angka ini selalu diperangi, Ji.” ujar Badrun.

“Ceritakan padaku lebih banyak lagi tentang angka lima, Drun! Apa lagi yang kau tahu tentang angka lima?” desak Aji penasaran berbaur khawatir. Ada yang terasa berat menyesak.

“Jika angka itu muncul bersamaan dalam bagan tahunan dan bulanan maka sangat diyakini akan menciptakan kecelakaan fatal.” Badrun mengeluarkan isi otaknya dengan hati-hati.

“Ada yang lebih menakutkan selain angka lima, Ji. Yaitu angka empat. Angka yang satu ini sering disejajarkan dengan huruf ‘D’ yang merupakan huruf keempat dalam Alphabet. ‘D’ sendiri adalah huruf awal dari kata ‘Death’ atau ‘Die’ sehingga angka ini dianggap sebagai angka kematian. Angka yang juga bisa berasal dari penjumlahan bilangan sial 13, Ji.”

“Jadi, angka empat lebih sial dari angka lima? Begitu kan maksudmu, Drun?”

“Ya, Ji.” Aku pernah membaca bahwa sebagian bangsa-bangsa di Asia, khususnya di bagian utara mulai dari daratan Cina ke timur, angka empat dipercaya merupakan simbol bencana, tidak mendatangkan keberuntungan, dan berbagai kepercayaan yang mengarah pada sebuah kegagalan. Jika suatu saat nanti kau pergi ke Korea, jarangkan kau temui gedung bertingkat dengan nomor lantai empat.” Badrun mencoba meyakinkan Aji.

“Lalu, aku harus bagaimana menghadapi semua ini?”

“Kau tak perlu takut berlebihan. Mungkin itu hanya akibat dari kebiasaanmu yang selalu menghitung apa saja yang tak penting untuk dihitung. Begitu banyak nikmat Tuhan untuk kita. Dan, kau tahu kan bahwa manusia tak mampu menghitung nikmat Tuhan? Syukur, itu kuncinya, Ji.” Badrun meluncurkan solusinya.

“Aku bingung memikirkan mimpimu itu, Ji. Mengapa kau tak bermimpi angka satu yang dalam Feng Shiu dikenal sebagai bintang uang, angka enam atau bintang surga, atau angka delapan yaitu bintang kekayaan? Mengapa harus angka lima?” Badrun kini bertanya pada Aji. Aji terdiam sejenak lalu mencoba menjawab.

“Kurasa itu masih lebih baik daripada angka empat,” ucap Aji lirih, menepis rasa takut.

“Ah, kau ini. Sudah lupakanlah semua itu. Kau tahu, kita tak boleh percaya dengan hal-hal tahayul seperti ini. Cukup tahu saja, Ji. Tak usah kita yakini. Lebih baik kau perbanyak shalat dan zikir. Dengan begitu, kuharap kau akan tenang.”

Aji termenung sejenak lalu matanya melalang lepas menghitung banyaknya dedaunan yang luruh dari atas pohon yang tegak menjulang di depannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement