Kamis 11 Jul 2019 18:37 WIB

Mahasiswa Asing UMM Ikut KKN

Sebanyak 12 mahasiswa asing, mereka ditempatkan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa asing mengikuti program Village Home Stay dari Bahasa Indonesia  untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa asing mengikuti program Village Home Stay dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa asing asal Amerika, Kevin tak pernah membayangkan bisa merasakan menjalani kehidupan seperti warga lokal di Indonesia. Pengalaman langka ini didapati saat mengikuti program Village Home Stay dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Selama sepekan, para mahasiswa asing terutama Kevin juga menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) selayaknya mahasiswa Indonesia. Selama hidup bersama-sama, Kevin dan warga setempat saling menjelaskan budaya masing-masing. Semisal di hari pertama sudah diajak membersihkan sungai.

Baca Juga

"Mereka menjelaskan kenapa membersihkan sungai di Indonesia sangat penting. Mereka ingin lingkungan di sini bersih seperti sebelumnya,” ujar Kevin.

Village Home Stay merupakan program unggulan BIPA UMM. Hal ini karena hanya dimiliki oleh UMM dari 64 Universitas di Indonesia yang menerima beasiswa Darmasiswa.

Adapun kegiatan 12 mahasiswa asing, mereka ditempatkan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Mereka, hidup berdampingan dan menjalani kehidupan selayaknya warga desa. Selain itu, menjalani kebiasaan orang tua asuh sebagai petani.

Kevin mengaku mendapatkan pengalaman menarik saat mengikuti kegiatan keseharian dari orang tua asuh yang berprofesi sebagai petani. Tidak hanya dengan petani anggrek, tapi juga apel, sayuran dan lainnya. "Kami juga memasak makanan Indonesia, menari dan membuat bank sampah,” kata Kevin.

Kevin juga tertarik saat diajak warga desa untuk belajar budidaya jambu kristal di perkebunan organik. Menurutnya, buah jenis ini tidak ditemui di negaranya, Amerika Serikat. Terlebih di negaranya kebanyakan buah yang ditanam menggunakan bahan kimia.

“Meskipun saya tidak lahir dari keluarga petani, setidaknya sekembalinya saya ke Amerika dapat membagikan informasi teknik menanam buah yang baik,” terangnya, melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/7).

Setelah program selesai, kata Kevin, para peserta ditugaskan menulis buku tentang pengalaman. Bahkan, diminta mengkomparasikan antara beberapa kebiasaan di Indonesia dan negara asalnya.

Kepala BIPA UMM, Arif Budi Wurianto, menjelaskan, tujuan dari program ini agar mereka dapat mengenal lebih dalam tentang budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Kegiatan ini jelas akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi mereka. Semoga dengan pengalaman ini, mereka sebagai duta budaya dan juga pariwisata Indonesia dapat menceritakannya di negaranya masing-masing,” ujar Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement