Senin 08 Jul 2019 14:22 WIB

Mahasiswa UMP Temukan Pengganti Lilin Pengawet Buah

Mahasiswa UMP menciptakan pengawet buah alami dengan nano teknologi.

Buah apel biasanya dijual setelah diberi lilin pengawet agar tetap segar.
Foto: Republika TV/Wahyu Suryana
Buah apel biasanya dijual setelah diberi lilin pengawet agar tetap segar.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tiga mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berhasil menciptakan pengawet buah alami dengan nano teknologi. Mereka adalah atas Kintan Nur Romadhona, Avi Anindya Salsabila, dan Elsa Christina.

"Pengawet buah ini kami beri nama Awax Bejo yang merupakan akronim dari Alternatif Wax (lilin, red.) Biji Melinjo," kata Kintan Nur Romadhona di Purwokerto, Senin.

Kintan mengatakan, tujuan pembuatan pengawet buah tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas buah lokal agar dapat bersaing dengan buah impor. Di samping itu, timnya ingin menciptakan pengawet yang alami dan lebih aman bagi kesehatan.

"Pengawet buah di pasaran saat ini umumnya berupa wax atau lilin yang tidak dapat dicerna oleh tubuh sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit," katanya.

Lilin buah yang tidak standar terkadang digunakan pedagang nakal. Kadarnya bisa jadi berlebihan hingga berpotensi membahayakan kesehatan. Lilin buah umumnya terbuat dari ekstrak protein nabati.

Menurut dia, penggunaan pengawet alami tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan kegemaran masyarakat untuk mengonsumsi buah lokal. Pengawet Awax Bejo tentunya juga dapat diaplikasikan pada buah impor.

"Pembuatan pengawet ini terbilang mudah, murah, dan praktis. Penggunaannya hanya dengan menyemprotkan nano emulsi berbahan dasar biji melinjo yang telah diformulasikan pada buah, lalu dikeringkan dengan cara menganginkan buah," katanya.

Kintan mengatakan, buah yang telah diberi pengawet berbahan dasar biji melinjo itu dapat disimpan lebih lama dari waktu simpan tanpa pengawet. Menurut dia, pengawet tersebut juga mengandung antibakteri gram positif dan negatif, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi buah lokal.

Terkait dengan pengawet buah alami tersebut, dosen pembimbing penelitian Dr. Diniatik, MSc, Apt memberikan apresiasi atas inovasi yang dihasilkan tiga mahasiswi S1 Farmasi itu. Ia menganggapnya sebagai capaian prestasi yang harus disyukuri dan membanggakan.

"Dengan keberhasilannya membuat inovasi baru pengawet buah alami, jelas membawa nama harum UMP. Alhamdulillah, semoga mampu terus berprestasi di bidang farmasi," katanya.

Ia mengatakan UMP memberikan ruang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam bidang akademik dan nonakademik sesuai dengan minat dan bakat mereka terutama yang berkaitan dengan inovasi berbasis revolusi industri 4.0.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement