Selasa 02 Jul 2019 08:08 WIB

Pasang Surut Islam di Albania

Sekitar 70 persen dari 3,6 juta penduduk Albania beragama Islam.

Muslim Albania
Muslim Albania

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Albania merupakan negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Sekitar 70 persen dari 3,6 juta penduduknya beragama Islam. Statistik tersebut menjadikannya sebagai negara Eropa satu-satunya yang mayoritas penduduknya Muslim. Negara ini terletak di Eropa bagian tenggara. Albania berbatasan dengan Montenegro di sebelah utara, Serbia (Kosovo) di timur laut, Republik Makedonia di timur, dan Yunani di selatan.

Islam datang ketika Ottoman (Turki Usmani) menguasai kawasan itu antara 1385-1912. Selama masa ini, kebanyakan penduduk masuk Islam dan bermigrasi ke Italia, Yunani, Mesir, dan Turki.

Di bagian utara, penyebaran Islam di negara yang mendapat kemerdekaan dari Ottoman pada 1912 ini tergolong lambat karena adanya resistensi dari Gereja Katolik Roma dan wilayah yang berupa pegunungan. Namun, di wilayah  pusat dan selatan, pada akhir abad ke-17, sebagian besar penduduk memeluk agama Islam.

Selama masa kepemimpinan Ottoman yang panjang, sebagian besar penduduk Albania memeluk Islam. Sebagian minoritas tetap menganut Kristen Ortodoks dari negara tetangga Yunani. Sebagian menganut Katolik Roma karena masih ada pengaruh dari Vatikan. Pada periode ini, penduduk yang berbeda agama sangat menjunjung tinggi toleransi beragama. Toleransi antaragama ini memang merupakan karakteristik pemerintahan Ottoman.

Terdapat tiga kelompok besar dalam populasi Albania saat ini. Komunitas Muslim Albania adalah badan utama yang mewakili Muslim Suni (mayoritas) dan Muslim Albania pada umumnya. Komunitas Muslim Albania dianggap sebagai kelompok yang paling 'sah' mewakili Muslim oleh negara dan komunitas internasional.

Kelompok kedua adalah Pusat Bektashi Dunia di Tirana yang secara resmi mewakili kelompok Muslim Syiah. Muslim Syiah menempati 20 persen populasi Muslim Albania dan memiliki sejumlah kesamaan dengan Muslim Alevi di Turki. Terakhir, kelompok Bektashi ini dianggap sesat oleh banyak Muslim karena lebih santai, praktik yang liberal, dan teologi yang berbeda.

Di bawah kepemimpinan diktator komunis Enver Hoxha, Albania untuk pertama kalinya resmi menjadi negara ateis di dunia pada 1967. Pada Mei tahun yang sama, sebanyak 2.169 masjid, gereja, kuil, dan institusi keagamaan ditutup, diubah fungsinya, atau dihancurkan. Mereka yang masih menganut agama tertentu jika terlihat mengenakan simbol keagamaan dijebloskan ke penjara selama 10 tahun. 

Pada 1992, ratusan Muslim memadati Masjid Ethem Bey di pusat Kota Tirana. Mereka berkumpul untuk melaksanakan ibadah resmi untuk pertama kalinya sejak 24 tahun. Sekitar 15 ribu Muslim mendengarkan dengan rasa haru dan tidak percaya saat muazin mengumandangkan azan kembali yang bergema di jalan-jalan kota.

Selama periode Komunis, banyak umat Islam yang menjalankan ibadah secara sembunyi-sembunyi. Padahal sebelum 1967, banyak Muslim yang bisa dengan bebas membaca Alquran. Bahkan, telegram dari negara Muslim lain tiap tahun tiba untuk mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri.

 Sebuah survei yang dilakukan surat kabar Tirana pada 2009 menunjukkan, komunitas Muslim di Albania memiliki 568 masjid Suni dan 70 makam besar Bektashi. Tidak ada data spesifik mengenai jumlah masjid dan makam besar yang dibangun kembali setelah berakhirnya Perang Dingin.

Di antara masjid yang dibangun kembali berada di Gjirokastër, kota kelahiran Enver Hoxha dan Masjid Abdurrahman Pashi di Peqin, dekat Elbasan. Masjid Peqin adalah salah satu contoh paling penting kebudayaan Islam di Albania. Masjid ini dibangun pada 1822. Masjid dilengkapi dengan menara jam dan menara yang terhubung dengan bagian utama masjid. Sedangkan, Masjid Shkodër adalah satu-satunya masjid di Albania yang arsitekturnya dipengaruhi gaya kekaisaran Istanbul, Turki. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement