Selasa 25 Jun 2019 12:26 WIB

Kemuliaan Guru yang Tercoreng Oknum

Guru diharapkan kembali kepada fitrah yaitu penuh kemuliaan dan keteladanan

Guru mengajar (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Guru mengajar (ilustrasi)

Miris membaca berita akhir-akhir ini. Guru adalah sosok yang patut "digugu dan ditiru" (baca dicontoh dan diikuti). Namun, berbeda dengan kelakuan tiga oknum guru ini. Mereka menjalin cinta terlarang dengan murid. Dilansir oleh Tribunnews.com tiga orang guru berhubungan badan dengan tiga siswi di sekolah. Hingga salah satunya hamil.

Peristiwa ini sangat menyayat hati para orang tua. Guru yang mereka percaya untuk mendidik anak, justru bertindak bejat. Mereka sesungguhnya adalah pengganti orang tua ketika di sekolah. Sudah sewajarnya tanggung jawab mendidik, menjaga, mengayomi ada di pundak mereka. Tapi kemuliaan guru kini tercoreng. Bukannya membuat baik moral anak bangsa, justru merusak kebribadian anak bangsa.

Baca Juga

Sepatutnya, guru kembali sebagai fitrahnya. Mengajar, mendidik, dan mengayomi. Tak lupa pula memberi contoh yang baik bagi anak didiknya. Dengan begitu guru akan dihargai dan dipercaya oleh orang tua.

Islam mengajarkan seorang guru sebagai teladan. Dengan keimanan di dadanya, ia mengabdikan diri untuk memperbaiki umat. Dengan keiklasannya, ia menularkan ilmunya. Karena Islam memandang bahwa ilmu yang bermanfaat bagaikan amal jariyah.

Pahalanya senantiasa mengalir jika ada yang mengambil ilmunya. Islam pun mengajarkan ada adab dalam belajar mengajar. Bagaimana seorang murid harus bersikap kepada guru, begitu pun sebaliknya. 

Pendidikan ini akan maju dan beradab ketika kita berani mengambil Islam sebagai agama paripurna. Dengan panggilan keimanan, mendorong kita belajar dan mengajar demi kemajuan bangsa.

Hal ini hanya akan bisa dicapai dengan sistem pendidikan yang mendukung. Tidak hanya itu, dukungan seluruh sistem mulai dari pemerintahan hingga ekonomi pun berpartisipasi. Seluruhnya satu kata dengan aturan yang telah dijamin kebenarannya, Islam.

Pengirim: Henyk Widaryanti, Ngawi, Jawa Timur

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement