Senin 24 Jun 2019 19:25 WIB

Mahasiswa Undip Buat Antiseptik dari Daun Jati Merah

Antiseptik ini mampu meminimalkan pencemaran bakteri pada susu sapi perah.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pekerja memerah susu di peternakan sapi perah, Duren Tiga, Jakarta, Selasa (31/1).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memerah susu di peternakan sapi perah, Duren Tiga, Jakarta, Selasa (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tiga mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip) Semarang membuat cairan antiseptik berbahan ekstrak daun jati jalar merah (Tectona grandis Linn F). Produk inovasi hasil penelitian yang diberi nama I-Care atau Antiseptik 2 in 1 (Handsanitizer dan Gel Putting) ini diklaim mampu meminimalkan pencemaran bakteri pada susu sapi perah.

“Karena mampu menurunkan jumlah bakteri pada telapak tangan pemerah susu dan cemaran bakteri dalam susu,” ungkap Susan Sitha Irma Yuhanita, Ketua Tim Penelitian karya mahasiswa ini, di Semarang, Senin (24/6).

Baca Juga

Ia mengunkapkan, penelitian dan inovasi ini dilakukan bersama dua rekannya yang ada di Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip. Masing-masing Prasetyo Ardiansyah serta Tituk Suselowati.

Tujuannya untuk membantu para peternak sapi perah dalam upaya meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil susu sapi, agar mampu mendorong peningkatan secara ekonomi.

I-Care, kata Susan, lebih higiens dan tidak hanya sekedar mampu menurunkan jumlah bakteri pada telapak tangan pemerah susu sapi, namun juga tingkat cemaran bakteri dalam susu hasil pemerahan.

Hasil penelitian mereka di laboratorium menunjukkan, antiseptik I-Care dengan konsentrasi 0,02 persen ekstrak daun jati merah saja sudah terbukti efektif dan bahkan setara dengan antiseptik komersial yang menggunakan povidone iodine 10 persen sebagai antibakteri untuk teat dipping.

“Karena mampu menjaga kesehatan dan kebersihan tangan sekaligus mampu menjaga kesehatan kelenjar mammary pada sapi perah,” ungkap mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip angkatan 2017 ini.

Sementara itu, baik Tituk Suselowati dan Prasetyo Ardiansyah mengungkapkan, inspirasi penelitian mereka tersebut berawal dari dari kegelisahannya ketikamengamati perilaku peternak sapi yang hanya mencuci tangan saja sebelum memerah susu.

Tanpa mereka sadari, bakteri yang ada pada tangan belum sepenuhnya mati sehingga bisa berakibat tercemarnya bakteri pada puting sapi. Perilaku ini rentan menyebabkan mastitis (peradangan) pada putting sapi perah, karena adanya bakteri yang masuk ke dalam puting.

“Terserangnya mastitis pada sapi perah, tentu sangat merugikan peternak sapi prah, karena susu yang dihasilkan kurang bagus kalitasnya dan bisa dipastiikan bakal ditolak oleh Industri Pengolah Susu (IPS),” kata Ardiansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement