JAKARTA -- Kebanyakan warga Jati Padang lebih memilih menukar pangan murah di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Seruni daripada di Pasar Minggu. Sebab, fasilitas yang ada di RPTRA mendukung warga mendapatkan pangan murah.
Salah satu warga yang menukar pangan murah subsidi, Salma menjelaskan jika sistem di pasar berbeda dengan RPTRA sehingga memakan waktu lebih lama. "Kalau di Pasar kita harus kolektifin dulu KJP sampai 10 orang baru boleh tukar"ujarnya kepada Republika.co.id di RPTRA Seruni, Gang Haji saibun, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ia juga mengungkapkan tempat di RPTRA Seruni jauh lebih nyaman. Sebab, tempatnya jauh lebih besar, tidak berdesakan dan ada tempat bermain untuk anak, imbuhnya. "Kalau kita bawa anak kita tidak khawatir, mereka bisa main disini,"ujarnya.
Antusias warga tukar pangan murah di RPTRA Seruni di Jalan Gang Haji Saibun, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (21/6).
Lala, warga lain yang juga menukar pangan murah di RPTRA tersebut mengatakan ia tidak menukar pangan murah di pasar terdekat karena terkadang produk pangan murahnya tidak selengkapnya di RPTRA. "Kalau di pasar kadang dagingnya nggak ada atau bahan-bahan lainnya,"ujar Lala.
Selain itu, Lala mengungkapkan mesin EDC disini jauh lebih banyak daripada di Pasar, sehingga antrian tidak terlau lama dan ia bisa kembali mengerjakan aktivitasnya lainya.
Pengelola RPTRA Seruni, Nurul juga mengungkapkan alasan warga lebih memilih menukar pangan murah disini karena produk pangan yang dijual jauh lebih segar. Sebab, seperti daging dan ikan misalnya, ujar dia, masih berada di dalam boks pendingin truk.
Antusias warga tukar pangan murah di RPTRA Seruni di Jalan Gang Haji Saibun, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (21/6).
"Kalau mengambil pangan murah di sini pun ada nomor antriannya. Nomor antrian diambil satu hari sebelum hari transaksi. Sehingga, lebih teratur dan lebih cepat proses transaksinya, ujar Nurul kepada Republika.co.id di lokasi.
Program tersebut ditujukan bagi warga penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP), buruh ber-KTP DKI yang bergaji UMP, petugas penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU), pekerja harian lepas (PHL), pemegang Kartu Jakarta Lansia (KJL), dan penyandang disabilitas.
Terdapat enam komoditas pangan yang dijual, yaitu ikan kembung beku seharga Rp 13 ribu, beras Rp 30 ribu per 5 kilogram, daging ayam Rp 8.000 per kilogram, daging sapi Rp 35 ribu per kilogram, 24 kemasan susu UHT (ukuran 200 mililiter) dijual Rp 30 ribu, dan telur ayam Rp 10 ribu per kilogram.
Pengirim: Umi Soliha, Jakarta Selatan