Jumat 21 Jun 2019 05:21 WIB

Komunitas Solo Bersimfoni Gagas Sekolah Toleransi

Gagasan sekolah dilatarbelakangi atas keprihatinan terhadap perilaku intoleran.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Anak Sekolah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Anak Sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perkumpulan Solo Bersimfoni menggagas adanya Sekolah Adipangastuti di Kota Solo. Gagasan tersebut dilatarbelakangi atas keprihatinan terhadap perilaku intoleran yang mulai menjangkit masyarakat.

Ketua Solo Bersimfoni M Farid Sunarto mengatakan, Sekolah Adipangastuti merupakan implementasi dari penerapan aspek sikap perilaku yang bijaksana, baik, lembut dan sabar dengan parameter tertentu yang menekankan nilai-nilai lokal budaya Jawa. Adi artinya besar, pangastuti artinya bersikap bijak.

Baca Juga

Sekolah Adipangastuti diharapkan mampu meningkatkan perilaku warga sekolah untuk menjaga budaya toleransi berdasarkan nilai-nilai budaya lokal serta dapat menghindari risiko dampak perubahan sosial dan perilaku menyimpang di lingkungan sekolah.

"Diharapkan lingkungan sekolah mampu melaksanakan Hastha Laku Solo, yakni tepa slira, lembah manah, andhap ashor, grapyak semanak, gotong royong, guyub rukun, ewuh pekewuh, dan pangerten," jelasnya di acara Sosialisasi Model Sekolah Adipangastuti di Komplek Balai Kota Solo, Kamis (20/6) lalu.

Farid menjelaskan, Sekolah Adipangastuti menerapkan parameter peningkatan sikap saling menghargai, penurunan jumlah kasus intoleransi dan tindak kekerasan di sekolah, terciptanya kegiatan belajar mengajar yang mengedepankan perilaku dan sikap positif, serta mengedepankan keamanan dan keselamatan warga sekolah.

Selain itu, sekolah tersebut memiliki empat tolok ukur berupa, sosialisasi dan branding, pengembangan budaya literasi tematik, kegiatan siswa, guru, sekolah dan orang tua, serta regulasi dan fasilitasi sekolah.

Dia mencontohkan implementasi dari tolok ukur tersebut di antaranya, membiasakan siswa berjabat tangan dengan para guru setiap hari sebelum masuk sekolah. Kemudian, mengembangkan sikap saling memahami dengan senyum, sapa, salam, sopan dan santun, serta membiasakan siswa dan guru menggunakan bahasa Jawa di lingkungan sekolah.

Rencananya, Solo Bersimfoni akan menggandeng dua sekolah sebagai model Sekolah Adipangastuti. Nantinya, selama pelaksanaan program akan dilakukan penilaian oleh tim yang terdiri dari Solo Bersimfoni, Dinas Pendidikan serta Dewan Pendidikan Kota Solo. "Penilaian dilakukan saat pelaksanaan dan akhir program selama enam bulan," imbuhnya.

Sementara itu Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, menyatakan apresiasi terhadap program Sekolah Adipangastuti. Dia menilai, program tersebut dapat diperluas hingga tingkat nasional. "Kalau berhasil, model ini bisa saja dilakukan di seluruh sekolah di Kota Solo, seluruh Provinsi Jawa Tengah, bahkan di tingkat nasional," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement