Kamis 13 Jun 2019 11:35 WIB

SMP Bina Insani Gelar Pelatihan Computer Based Test

Pelatihan ini merupakan upaya meningkatkan profesionalisme guru.

SMP Bosowa Bina Insani mengadakan pelatihan Computer Based Test (CBT) untuk para gurunya.
Foto: Dok SBBI
SMP Bosowa Bina Insani mengadakan pelatihan Computer Based Test (CBT) untuk para gurunya.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --  SMP Bosowa  Bina Insani mengadakan In House Traning (IHT) Computer Based Test (CBT). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang Aula SMP Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6).

“Kegiatan ini sudah disiapkan satu tahun dan bertujuan untuk mempermudah kerja guru,” kata  Kepala SMP Bosowa Bina Insani, Haposan Andy SPd, melalui rilis yang diterima Republika.co.id.

Selain itu, Andy menambahkan, program ini diharapkan bisa memberikan informasi secara cepat pada siapa pun yang ingin mengetahui tentang SMP Bosowa Bina Insani.  “Sehingga diharapkan customer semakin tahu dan yakin untuk memilih SMP Bosowa Bina Insani  karena pendidikan yang terus bergerak semakin cepat dengan perkembangan teknologi,” ujarnya. 

Pelatihan tersebut dibuka leh Wakil Dikdasmen Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor/ Bosowa School, Sudirman SP. “Pelatihan ini sangat penting untuk menyambut era industrialisasi keempat. Ke depan kira akan mengarah pada  pembelajaran e-learning. Sekarang ini SMA Bosowa  Bina Insani sudah menggunakan Quiper,” kata Sudirman. 

photo
Suasana pelatihan kompetensi guru, Computer Based Test (CBT) yang diadakan oleh SMP Bosowa Bina Insani.

Ia menegaskan, pelatihan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi guru. “Pelatihan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kompetensi profesional guru-guru SMP Bosowa Bina Insani,” ujarnya.

Mengutip Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005, Sudirman menyebutkan ada empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yakni kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.

“Kompetensi pedagogik, kita harus menguasai empat hal, yakni penguasaan yang mendalam terhadap peserta didik (mengetahui perkembangan peserta didik); perancangan dan perencanaan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; dan evaluasi pembelajaran,” tuturnya.

Kompetensi profesional, kata Sudirman, yakni penguasaan seorang guru terhadap konten atau materi yang diajarkan. Sementara itu,  kompetensi sosial adalah mempunyai komunikasi yang baik.

“Adapun kompetensi kepribadian adalah guru menjadi teladan yang baik, dan memiliki akhlak yang mulia. Kita harus bangga terhadap profesi kita sebagai guru. Untuk itu, kita perlu memiliki kepribadian yang mantap dan tangguh,” papar Sudirman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement