Senin 03 Jun 2019 14:41 WIB

IPB Gandeng Pemkot Pariaman, PTRPN dan IJBN

Kerja sama meliputi bidang iptek dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Rektor IPB, Dr Arif Satria (kiri) meneken kerja sama dengan tiga lembaga, yakni Pemkot Pariaman,
Foto: Dok IPB
Rektor IPB, Dr Arif Satria (kiri) meneken kerja sama dengan tiga lembaga, yakni Pemkot Pariaman,

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Institut Pertanian Bogor (IPB) meneken kerja sama (MoU)  dengan Pemerintah Kota Pariaman, PT  Riset Perkebunan Nusantara (PTRPN) dan Indonesian Japan Business Network (IJBN). Naskah kerja sama ditandatangani  di Gedung Mahoni PT Bogor Life Science and Technology (BLST), Institut Pertanian Bogor (IPB) Taman Kencana Bogor, Kamis (23/5).

Kerja sama ini meliputi bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek)  dan bidang Tridharma Perguruan Tinggi. Acara ini dihadiri oleh Walikota Pariaman Dr Genius Umar beserta jajarannya;  Direktur Utama PTRPN,  Dr  Teguh Wahyudi beserta jajarannya, Ketua Umum IJBN, Dr  Suyoto, dan jajaran pimpinan IPB.

Kerja sama IPB dengan Kota Pariaman sudah diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB dengan telah tersedianya program Stasiun Agrokreatif (SAT). SAT merupakan miniatur inovasi IPB di berbagai lapangan yang telah tersebar di kurang lebih 30 kabupaten dengan berbagai program yang dihasilkan. 

“IPB masih memiliki banyak inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh Pemkot  Pariaman untuk pengembangan daerah. Sementara itu kerja sama IPB dengan PTRPN menjadi pendorong modernisasi perkebunan dengan konsep agromaritim yang telah dikembangkan di beberapa lokasi yaitu PTRPN 5, 7 dan 3 untuk presisi pemupukan menggunakan satelit dan sensor,” ujar Rektor IPB, Dr Arif Satria dalam sambutannya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Ia menjelaskan, aaat ini IPB telah memiliki teknologi yang berbasis pada Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) untuk pendukung penyempurnaan pertanian 4.0 dari hulu sampai hilir. “Teknologi untuk pemupukan, pestisida dan harvesting sudah ada sehingga kolaborasi dengan PTRPN menjadi sangat penting karena banyak peneliti yang juga alumni IPB di sana,” ujarnya. 

Sementara itu, kerja sama IPB dengan IJBN meliputi bidang pengembangan Sidat (belut laut) yang merupakan komoditas yang sangat berharga di Jepang. Pengembangan Sidat ini akan dilakukan di Banyuwangi dengan berbasis teknologi 4.0 dengan memanfaatkan IoT untuk sistem kontrolnya. 

“Hal ini menjadikan IPB memiliki show windows yang dapat ditunjukkan kepada publik sebagai tempat pembelajaran dan sebagai media untuk memberikan pencerahan kepada publik tentang teknologi yang dimiliki IPB,” imbuh rektor. 

Walikota Pariaman, Dr Genius Umar yang juga alumni IPB menyampaikan ketertarikannya tentang agromaritim yang selaras dengan konsepsi pertanian yang dapat meningkat menjadi agrowisata. Menurutnya,  kerja sama dengan IPB diharapkan dapat mendukung terbentuknya Green City dan pengelolaan sampah yang lebih baik. 

“Saya membawa full tim dinas saya untuk belajar di IPB dan ilmunya diterapkan di Pariaman. Prinsip saya bagaimana kita bisa memperbaiki Indonesia dari daerah di pinggirannya terlebih dahulu,” ujarnya.

Sementara itu, Dr  Teguh Wahyudi menyatakan akan selalu mengirimkan staf PTRPN untuk memperoleh pendidikan S2 maupun S3 di IPB sebagai salah satu program peningkatkan kapasitas sumberdaya manusia (SDM).

“Kerja sama IPB dengan PTRPN sangat banyak yang sudah dilakukan. Terakhir ini kami meminta ahli dari IPB dalam tim untuk meng-counter isi-isu negatif tentang kelapa sawit, dan ke depan kerja sama lain juga dalam bidang penelitian dan penggunaan bersama fasilitas riset,” tutur alumni IPB tersebut. 

Selain itu, menurut Ketua Umum IJBN Dr  Suyoto, IPB menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang digandeng IJBN untuk melakukan kolaborasi. Hal ini dilatarbelakangi jumlah alumni Jepang yang cukup banyak dari IPB.

“Membantu kolaborasi bisnis Indonesia-Jepang menjadi poin penting dalam agenda penandatanganan kerja sama ini. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Jepang.  Demikian sebaliknya dalam hal transfer teknologi,” kata Suyoto.

Ia menyebutkan, kolaborasi yang akan dilakukan ada tiga hal. Pertama,  mengembangkan Sidat (belut laut). “Kami awalnya muter-muter mencari ahli Sidat, ternyata mengerucut pada beberapa nama di IPB. Kami akan fokus pada market dan business development, sedangkan produk dan process development dilakukan oleh IPB,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk fokus kolaborasi lainnya adalah dalam hal pertanian berbasis 4.0 dan pengembangan SDM berbasis agroindustri dalam penerapan smart education sistem yang akan dilakukan dengan Sekolah Bisnis IPB.

Pada kesempatan yang sama,  Direktur Kerjasama dan Hubungan Alumni IPB, Dr. Heti Mulyati sebagai fasilitator kegiatan ini berharap agar kerjasama ini bermanfaat dan dapat mendukung IPB dan Indonesia agar lebih maju lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement