Senin 27 May 2019 13:09 WIB

Mahasiswa UM Ubah Lumpur Jadi Penyerap Logam Berbahaya

Mahasiswa UM manfaatkan lumpur sisa PLTP Wonosobo jadi bahan penyerap logam

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) kembangkan adsorben penyerap logam berbahaya dari limbah PLTP Wonosobo
Foto: Yuni Auliana Putri
Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) kembangkan adsorben penyerap logam berbahaya dari limbah PLTP Wonosobo

Mahasiswa tak pernah berhenti dengan ide-ide cemerlangnya. Salah satunya yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Mahasiswa ini akan memanfaatkan lumpur sisa dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wonosobo Dieng, menjadi bahan penyerap logam berbahaya. 

Tim ini  diketuai oleh Lailatul Ilmiyah dengan dua anggotanya yaitu Yuni Auliana Putri dan Yuastutik. Ketiganya merupakan mahasiswi Jurusan Kimia FMIPA UM. 

Baca Juga

Proses  pengolahan energi panas Bumi yang diubah menjadi energi listrik ternyata menghasilkan suatu limbah yaitu limbah  cair dan limbah padat. . Limbah padat yang dihasilkan bahkan mencapai ratusan ton tiap bulannya. Namun, limbah tersebut hanya disalurkan ke dalam kolom pengendapan tanpa diproses lebih lanjut.

Didasari fenomena itu, tim ini mencoba memanfaatkan limbah tersebut menjadi bahan pembuatan zeolit. Zeolit merupakan kristal aluminosilikat yang memiliki struktur berongga. Dua sumber utama bahan pembuatan zeolit yaitu sumber silika dan sumber aluminium. Sumber silika tersebut bisa kita ambil dari lumpur geothermal yang mengandung kadar silikon dioksida yang tinggi. 

Zeolit memiliki sifat dan karakter yang unik seperti mempunyai rongga-rongga atau kanal, situs asam lewis dan yang lainnya. Karena sifat itulah zeolit mampu diaplikasikan dalam berbagai bidang salah satunya diaplikasikan sebagai adsorben yang dapat menyerap logam berbahaya seperti logam Cr (VI) yang bersifat toksik dan karsinogenik. Logam berbahaya banyak dijumpai pada perairan sungai yang dekat dengan kawasan industri. Aliran sungai tersebut pasti akan berlanjut ke wilayah perumahan warga, sehingga logam berbahaya yang terkandung dalam sungai sangat berpotensi membahayakan warga. 

Dibawah bimbingan Dosen Kimia FMIPA UM Dr. Sumari, M.Si, tengah melanjutkan penelitian untuk memodifikasi zeolit tersebut agar memiliki daya adsorpsi yang maksimal. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan nanopartikel magnetit Fe3O4 dan juga polimer kitosan yang bertindak sebagai biosorpsi. 

Tim ini menjadi salah satu tim PKM yang berhasil lolos pendanaan PKM bidang PE (Penelitian Eksakta) DIKTI tahun 2019.

Saat ini, tim PKM UM tengah melanjutkan penelitiannya agar adsorben yang dibuat dapat diaplikasikan dengan maksimal dan memberi manfaat bagi masyarakat luas. Tim yang bernama [KOPO-6] ini sangat berharap agar PKM yang sedang mereka kerjakan bisa melaju sampai ke Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) yang ke 32 di Universitas Udayana Bali.

Pengirim:Yuni Auliana Putri (Mahasiswa UM)

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement