Menyambut 10 Hari Terakhir Ramadhan

Red: Agung Sasongko

Ahad 24 Apr 2022 13:24 WIB

10 Hari Terakhir Ramadhan Foto: IST 10 Hari Terakhir Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof KH Ahmad Satori Ismail

Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan. Di antaranya, Rasulullah SAW lebih bersemangat dalam menunaikan berbagai macam ibadah dibandingkan hari-hari lainnya. (HR Muslim).

Baca Juga

Dalam hadis lain disebutkan, bila memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, Nabi SAW menyingsingkan lengan baju, menghidupkan seluruh malamnya, dan membangunkan keluarganya. (HR Bukhari. Lih. Shahih Bukhari Juz II hal 711). 

Menyingsingkan lengan baju maknanya siap beribadah dengan sungguh-sungguh lebih dari biasanya atau tidak mengumpuli istrinya demi konsentrasi untuk shalat dan zikir.

Rasulullah SAW menghidupkan seluruh malamnya dengan qiyam, tilawatul Quran, zikir dengan hati, lisan, dan anggota badan karena mulianya malam-malam ini dan untuk menanti Lailatul Qadar. 

Amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah pada malam-malam 10 terakhir adalah pertama, menghidupkan malam-malamnya untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain.

Dalam riwayat an-Nasa’i dari Siti Aisyah ia berkata, “Aku tidak melihat Rasulullah SAW membaca Alquran atau shalat sepanjang malam sampai pagi selain bulan Ramadhan.” 

Kedua, membangunkan keluarganya untuk menegakkan shalat. Sebagaimana diriwayatkan Bukhari dari Siti Aisyah, Rasul SAW membangunkan keluarga di malam hari bukan khusus pada bulan Ramadhan saja, tetapi pada 10 hari terakhir lebih rajin dan bersegera untuk membangunkan keluarga.

Sufyan ats-Tsauri mengatakan, “Apabila memasuki 10 hari terakhir beliau bertahajud, bersungguh- sungguh, dan membangunkan keluarganya dan anak-anaknya untuk shalat bila mereka mampu.” 

Ketiga, menyingsingkan lengan baju untuk beribadah sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Maksudnya, beliau menjauhi istrinya agar tekun beribadah dan ketaatan untuk membersihkan jiwanya dari berbagai kotoran sehingga hatinya naik ke alam malakut. 

Keempat, menunaikan iktikaf di masjid. Rasulullah senantiasa beriktikaf di 10 hari terakhir sampai beliau wafat. (HR Bukhari dan Muslim).

Beliau beriktikaf untuk menggapai Lailatul Qadar, tekun secara total untuk menghidupkan malam-malamnya dalam munajat, zikir, dan berdoa. Beliau mengkhususkan tikar yang agak jauh dari yang lain agar lebih khusyuk. 

Kelima, di antara amalan penting lainnya adalah tilawatul Quran dengan tadabur dan khusyuk. Beliau mengkhatamkan Alquran minimal dua kali pada bulan Ramadhan. 

Para ulama salaf sangat tekun untuk membaca Alquran. Al-Aswad bin Yazid selalu mengkhatamkan Alquran dalam enam hari bila masuk Ramadhan mengkhatamkannya tiga hari, dan bila masuk 10 hari terakhir mengkhatamkannya setiap malam. Imam As-Syafi’i selalu mengkhatamkan Alquran setiap hari pada 10 hari terakhir Ramadhan. 

Rasulullah sudah memberikan contoh untuk mengoptimalkan10 hari terakhir Ramadhan. Demikian juga, dengan para salafus saleh. Sudah selayaknya, kita sebagai umat Islam mengikuti petunjuk ini dan memanfaatkan serta memaksimalkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Baik dengan berzikir, iktikaf, tadarus Alquran, shalawat, ataupun lainnya.