Senin 20 May 2019 02:57 WIB

Refleksi Hari Buku Nasional

Tanggal 17 Mei 2019 lalu diperingati sebagai Hari Buku Nasional.

IBF 2019. Sejumlah pengunjung saat mencari buku pada hari terakhir acara Islamic Book Fair 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (3/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
IBF 2019. Sejumlah pengunjung saat mencari buku pada hari terakhir acara Islamic Book Fair 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Tanggal 17 Mei 2019 lalu diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Bagi Indonesia, butuh 35 tahun pascaproklamasi kemerdekaan untuk mendirikan perpustakaan nasional. Perpustakaan ini merupakan simbol kesadaran suatu negara akan pentingnya literasi.

Eksistensi perpustakaan sayangnya tidak diimbangi dengan minat baca yang tinggi. UNESCO pada tahun 2012 mengungkapkan minat baca Indonesia hanya 0,001 persen atau dari seribu jiwa, hanya satu orang yang suka membaca.

Artinya, dari 265 juta penduduk, hanya 265 ribu orang yang punya minat baca. Secara teori, tentu ini ironi. Namun, secara praktik, antusiasme terhadap aktivitas membaca justru ditunjukkan oleh anak-anak di perdesaan.

Bagi mereka, membaca tergolong kegiatan mewah. Berbeda dengan anak-anak di perkotaan yang sebagian besar sudah teralihkan ke ponsel pintar. Tak kalah mengejutkan, minat baca di kalangan emak-emak juga merangkak.

Kini banyak bermunculan komunitas menulis yang anggotanya didominasi oleh ibu-ibu. Memuluskan aktivitas menulis mereka otomatis harus disokong dengan agenda-agenda membaca buku.

Dengan demikian, masih ada harapan memupuk minat baca melalui kesadaran berliterasi anak desa dan emak-emak bangsa.

Pengirim: Ilmi Mumtahanah, Konawe, Sulawesi Tenggara.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement