Senin 29 Apr 2019 19:15 WIB

Dampak Korean Wave Bagi Generasi Muda

Korean Wave membawa dampak buruk dengan gaya hedonis materialis bagi generasi muda

Personel girlband G-Friend, Yuju, dan anggota boyband EXO, Chanyeol, yang menyanyikan ost Goblin, Stay With Me, pada Music Bank in Jakarta di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9) malam.
Foto: Istimewa
Personel girlband G-Friend, Yuju, dan anggota boyband EXO, Chanyeol, yang menyanyikan ost Goblin, Stay With Me, pada Music Bank in Jakarta di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9) malam.

Merambahnya korean wave atau virus korea kian hari kian menjamur terutama di kalangan remaja. Terakhir kehadiran Girlband korea Red Velvet di Trans City BSD,Tangerang selatan.

Hampir semua kalangan remaja kini telah terbius oleh korean wave, hiburan ala korea seperti drakor, lagu girlband/boyband, bahkan busana dan akesories ala korea kini sangatlah di gandrungi oleh para remaja. Jika di amati lebih dalam lagi hadirnya korean wave lebih memberikan dampak negatif dari pada dampak positifnya bagaimana tidak, Budaya korea sangatlah bertolak belakang dengan budaya ketimuran khususnya di indonesia dan hal ini dapat merusak citra budaya timur yang terkesan sopan.

Apalagi jika di lihat dari kacamata Islam jelas sangat bertentangan. Korean style yang cenderung menyenangkan dengan tipe kehidupan borjuis yang memicu pola hidup hedonis materialis bagi generasi. Busana yang terkesan terbuka dan interaksi laki laki dan perempuan yang cenderung bebas.

Bahkan yang lebih berbahaya korean wave telah mengubah mindset para generasi. Dimana hal ini  dapat menyebabkan rusak nya akidah generasi karena mereka cenderung tasyabuh (meniru-niru) budaya korea dalam semua segi kehidupan nya, bahkan selain busana dan aksesoris lebih dari itu gaya hidup, makanan, minuman, tingkah laku, kepribadian yang mencontoh para idola, semua telah menjadi kiblat bagi para remaja.

Hal ini yang menyebabkan terkikisnya akhlak generasi dan tentu saja jauh dari nilai nilai keislaman. Atas nama globalisasi dan modernisasi generasi di seret pada kehidupan yang cenderung liberal (bebas), menjadikan generasi kita menjadi generasi pembebek, generasi yang lemah secara pemikiran,kepribadian yang mudah di rusak dan kehilangan idealisme. Itulah kerusakan yang di timbulkan, generasi yang seharus nya menjadi agen of change justru menjadi korban budaya kufur.

Agamalah yang seharus nya menjadi standar baik dan buruk, Islam yang membawa seperangkat aturan untuk semua sisi kehidupan manusia termasuk bagaimana sistem Islam melindungi terjaga nya generasi. Dimana dalam sistem Islam generasi di didik dan di bina dengan akidah dan tsaqofah Islam yang lurus, disibukkan dengan ketaatan sehingga jauh dari kehidupan hedonistik, negara juga berperan untuk menutup semua konten media yang berisi budaya yang bertentangan dengan Islam, keluarga dalam Islam berfungsi sebagai madrasah pertama dan utama bagi putra-putri nya, sehingga para generasi senantiasa menjadikan pola pikir dan pola sikap nya sesuai dengan islam. Semua kemaslahatan itu hanya akan terwujud jika sistem islam di terapkan dalam semua sisi kehidupan.

Pengirim: Dian Ambarwati, Wonogiri

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement