Senin 29 Apr 2019 13:02 WIB

Pemkot Surabaya Gandeng PT Dampingi Anak Putus Sekolah

Misi utamanya mendampingi dan membantu anak usia sekolah lewat pendampingan mahasiswa

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Anak  harus bekerja membantu orang tua, menjadi salah satu penyebab putus sekolah/ilustrasi
Anak harus bekerja membantu orang tua, menjadi salah satu penyebab putus sekolah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sosial (Dinsos) menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi di Surabaya, untuk melakukan pendampingan bagi anak putus sekolah dan rawan putus sekolah. Kerja sama yang dijalin diwujudkan dalam bentuk program Campus Social Responsibility (CSR), yang misi utamanya adalah mendampingi dan membantu anak usia sekolah lewat pendampingan mahasiswa.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, CSR merupakan alternatif yang tepat untuk memitigasi potensi anak putus sekolah. Mahasiswa dinilainya mampu mengatasi problem adik asuh melalui pendekatan persuasif.

"Melalui program tersebut, diharapkan mahasiswa sebagai pendamping mampu mentransfer perilaku dan kebiasaan-kebiasaan baik kepada adik asuhnya," kata Risma di Surabaya, Senin (29/4).

Risma mengatakan, permasalahan pendidikan tak lepas dari berbagai faktor. Selain faktor permasalahan ekonomi keluarga, yang juga sering dijumpai adalah faktor kemauan anak-anak untuk menempuh pendidikan.

"Karena itu, melalui program CSR itu, kita ingin menyelamatkan masa depan generasi muda, serta memutus mata rantai permasalahan sosial sejak dini, melalui mahasiswa yang berperan sebagai pendamping dan kakak," kata Risma.

Risma menegaskan, tujuan utama program CSR adalah untuk mengembalikan anak putus sekolah ke bangku pendidikan. Program itu juga dimaksudkan untuk menguatkan motivasi anak rentan putus sekolah untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

"Jadi program CSR ini bertujuan untuk menyelamatkan masa depan generasi muda, serta memutus mata rantai permasalahan sosial sejak dini, melalui mahasiswa yang berperan sebagai pendamping dan kakak," kata Risma.

Rektor dan Dekan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya) Benny Lianto menyampaikan, pihaknya mendukung penuh program CSR yang digagas oleh Pemkot Surabaya itu. Menurutnya, kolaborasi antara mahasiswa, Pemkot Surabaya, dan stakeholder melalui program pemberdayaan masyarakat itu, dinilai mampu menjadi alternatif untuk menekan angka anak rawan putus sekolah hingga anak putus sekolah di Surabaya.

“Ini sebuah kegiatan yang sangat baik dan sangat mulia. Kalau kita masih diberi kesempatan untuk peduli dan kita masih diberi kesempatan untuk membantu satu dengan lainnya, tentunya itu hal yang luar biasa,” kata Benny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement