Selasa 23 Apr 2019 09:51 WIB

Game Online yang Merusak Potensi Anak Muda

Game online dinilai merusak potensi anak muda Indonesia karena membuat kecanduan

Gim PUBG (Ilustrasi)
Foto: Republika
Gim PUBG (Ilustrasi)

Game online memang banyak digeluti anak-anak muda terutama beberapa tahun terakhir sejalan dengan industri game online yang semakin mengalami pertumbuhan. Bahkan nilai industri game online mampu melebihi nilai industri televisi, hal itu dapat dilihat dari kenaikan persen antara keduanya.

Hal ini pasti akan mempengaruhi juga pertumbuhan ekonomi di negeri ini. Tapi berlepas dari hal itu, game online menjadi hobi tersendiri bagi anak-anak muda saat ini. Bukan sekedar hobi, faktanya anak-anak muda bahkan mengalami kecanduan game online.

Baca Juga

Bukan sesuatu yang baik tentunya bagi anak-anak muda saat ini. Apalagi bagi anak-anak muda yang masih bersekolah, game online menjadi alasan mereka membolos sekolah.

Tak hanya itu, kecanduan game online juga berdampak pada kondisi fisik dan psikis anak-anak muda. Selain akan bertindak impulsif, para pecandu game online akan mengalami penurunan fokus saat mengerjakan sesuatu sehingga hal itu akan berdampak pada prestasi dan produktivitas anak-anak muda. Terkadangpun emosi mereka menjadi tidak stabil, bahkan sampai ada dari mereka yang anti sosial.

Jika industri game online terus meroket tak henti, bagaimana nasib aset bangsa anak-anak muda? Karena mereka lah sasaran utama ada nya game online.

Industri game online memang menyumbangkan angka perekonomian, tetapi bukankah potensi anak muda juga berharga dari itu semua?

Mereka adalah cikal bakal kemajuan bangsa ini, apakah game online cukup pantas menghilangkan peran para pemuda sebagai generasi penerus?

Di usia itulah seharusnya mereka lebih produktif, tetapi apakah produktivitas anak-anak muda semakin berkembang karena game online? Tidak juga.

Justru anak muda menjadi malas untuk berkreasi karena disibukkan dengan hal-hal yang tak bermanfaat. Waktu banyak yang seharusnya mereka gunakan untuk mengembangkan potensi justru sia-sia karena digunakan untuk memuaskan kecanduan game online.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak harus mengorbankan nasib generasi muda. Itulah hasil dari sistem kapitalis, yang berusaha memperoleh keuntungan ekonomi sebesar-besarnya tanpa memperhatikan dampak buruknya

Dalam Islam para generasi muda di dorong untuk berkreasi dan produktif. Teknologi adalah sarana mereka mengembangkan potensi dan pengetahuan, bukan sarana yang justru merusak mereka. Tidak perlu bertopang pada game online, sistem Islam mempunyai kebijakan yang mampu menyejahterakan kondisi perekonomian tanpa merugikan rakyat terutama generasi muda.

Pengelolaan sumber daya alam secara mandiri oleh negara tanpa harus diserahkan pada asing sudah cukup untuk menyokong kehidupan perekonomian. Dilengkapi seperangkat hukum yang mengaturnya.

Islam adalah rahmatan lil 'alamin yang mengatur semua aspek kehidupan manusia termasuk kehidupan ekonomi, sosial, politik dan segala aspek lainnya.

Masa muda adalah usia emas yang harus dimanfaatkan, dan dalam sistem Islam generasi muda akan difasilitasi untuk mengembangkan pengetahuan dan potensinya sehingga terwujudlah generasi penerus yang handal dan berkarakter yang dibutuhkan demi peubahan bangsa.

Pengirim: Yuli Saputri, Pelajar Wonogiri

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement