Selasa 09 Apr 2019 08:58 WIB

Hubungan Internasional Perlu Diperkuat dengan Pendidikan

Baru ada tiga universitas yang masuk Top 500 University.

Rep: Sylvi Dian Setiawan/ Red: Muhammad Hafil
Peneliti di laboratorium penelitian (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Peneliti di laboratorium penelitian (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hubungan internasional suatu negara menjadi sangat penting agar dapat bertahan dan memperoleh kesejahteraan. Untuk itu, Indonesia juga perlu memperkuat hubungan internasionalnya.

Kasubdit Kerja Sama Perguruan Tinggi Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Ditjen Kelembagaan Iptek Dikti, Purwanto Subroto mengatakan, penguatan tersebut dapat dilakukan melalui sektor penelitian dan pendidikan. Yang mana, pendidikan memiliki kekuatan besar dalam memperkuat hubungan internasional.

Baca Juga

"Contohnya dengan melakukan kerja sama antar universitas seperti student exchange, summer school, international seminar, beasiswa internasional, joint degree, double degree dan lainnya," kata Subroto dalam Workshop International Curriculums, International Accreditation & Launching Double Degree Programs, Magister Ilmu Pemerintahan Program (MIP) Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) beberapa waktu lalu.

Subroto menjelaskan, revolusi industri 4.0 saat ini membuat informasi jangkauan antar negara dalam memperoleh informasi semakin mudah. Hal ini membuat dunia internasional berubah secara politik, ekonomi, sosial dan teknologi digital.

Oleh karena itu, hubungan internasional memiliki peran penting agar  dapat menghadapi tantangan global. "Negara-negara bekerja sama dalam suatu perjanjian hubungan internasional dalam menghadapinya," ujar Subroto.

Namun, hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. Sebab, hasil penelitian yang dipublikasikan secara internasional dari universitas di Indonesia masih terbilang rendah.

"Berdasarkan data Ristekdikti saat ini publikasi internasional yang diproduksi oleh universitas di Indonesia sejak tahun 2000-2018 mencapai 20.610 publikasi," ujarnya.

Sementara itu, baru ada 8.138 kolaborasi internasional dengan 3.686 kolaborasi yang aktif hingga sekarang sejak tahun 2010-2018. Kemudian, ada 21.769 mahasiswa internasional dari tahun 2016-2018 serta 208 staf internasional dari tahun 2017-2018.

Ia juga menyebutkan, di 2018 baru ada tiga universitas di Indonesia yang berada di top 500 university berdasarkan QS WCR 2018. Dengan begitu, Indonesia dinilai masih perlu untuk meningkatkan prestasi dan pendapaiannya melalui sektor penelitian dan pendidikan.

"Hal tersebut memang suatu prestasi dan pencapaian bagi negara kita, namun Indonesia masih perlu meningkatkan hal tersebut agar lebih diingat di dunia internasional," tambahnya.

Untuk itu ia berharap besar kepada universitas di Indonesia agar gencar mempererat kerja sama internasional. Terlebih dengan diluncurkannya Program Double Degree MIP UMY, dapat meningkatkan kualiltas mahasiswa maupun pengajarnya untuk lebih berkontribusi dalam dunia internasional.

"Selamat kepada UMY, semoga program ini dapat memberikan pengalaman internasional dan menambah atmosfer internasional di Indonesia. Sekaligus memperkuat hubungan Indonesia dalam dunia internasional," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement