Sabtu 02 Mar 2019 06:10 WIB

Selamat Jalan Sayang

Kamu di mana istriku, kata Syaefudin mencari sosok Fatimah, istrinya.

Pasangan suami istri.
Foto:

Pria itu bernama Ahmad Syaefudin (30 tahun). Ia bekerja sebagai seorang karyawan outsource di sebuah perusahaan telekomunikasi di Jakarta. Gajinya hanya sekitar Rp 3 juta per bulan.

Hubungan dengan keluarganya memburuk setelah ia menikahi istrinya saat ini,  Fatimah (29 tahun). Kedua orang tua Syaefuddin tidak merestui pernikahan itu. Karena seharusnya ia menikah dengan wanita pilihan keluarga yang tak lain kerabat dekatnya juga.

Apalagi, istrinya sekarang secara kasta ekonomi jauh dengan keluarga Syaefudin yang keturunan ningrat. Keluarga istrinya hanya berasal dari golongan tani dan berasal dari jauh di ujung Pulau Sumatra.

Entah sudah berapa kali pihak keluarga memintanya untuk putus dengan Fatimah.  Bahkan pihak keluarga sudah menyiapkan pesta perkawinan besar-besaran. Sampai menjelang sepekan sebelum hari H, Syaefudin pergi meninggalkan rumah.   

Cinta Syaefudin tak tergoyahkan. Seperti karam yang tak pecah oleh ombak. Ia tetap kukuh mempertahankan perasaan tersebut. Sebagai konsekuensi keputusannya, kedua orang tua tak menganggapnya lagi sebagai keluarga.

Mereka juga meminta kepada anggota keluarga yang lain untuk tidak menemui atau membantu Syaefuddin. Ia bergeming. Kini cinta itu terpisahkan oleh kematian. Syaefuddin terbangun. "Di mana istriku."

-- Cipondoh Tangerang, Di sebuah meja makan.

TENTANG PENULIS

TEGUH FIRMANSYAH adalah ayah dua anak dan satu istri. Jebolan Universitas Lampung ini, sekarang berprofesi sebagai wartawan Republika penanggung jawab kanal internasional dan ekonomi. Penulis bisa dihubungi lewat Instagram @teguhthr.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement