Kamis 28 Feb 2019 22:34 WIB

Kemenpar Terbitkan Kebijakan One GM One SMK

Setiap SMK akan mendapatkan pengajaran mengenai kepariwisataan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pariwisata Arief Yahya
Foto: Antara/Feny Selly
Menteri Pariwisata Arief Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menerbitkan kebijakan One General Manager One SMK untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pariwasata.  Lewat kebijakan, setiap SMK akan mendapatkan pengajaran mengenai kepariwisataan dari general manajer perhotelan.

“program ‘One GM One SMK merupakan implementasi dari program 3C, yakni curriculum, certification, dan centre of execellence untuk meningkatkan mutu SDM sesuai dengan standar global,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam siaran pers diterima Republika.co.id, Kamis (28/2).

Arief mengatakan, pemerintah menginginkan agar para siswa-siswi SMK dididik oleh seornag praktisi profesional. Sebab, seiring pengembangan kawasan wisata di Indonesia, lulusan SMK pariwisata mulai banyak dibutuhkan oleh para pelaku usaha kepariwisataan.

Lebih lanjut, Arief menambahkan, semua elemen sektor pariwisata harus merujuk pada konsep Indonesia Incoroporated. Sebab, jika hanya berdiri sendiri, maka dipastikan upaya pemerintah menggenjot sektor pariwisata akan berjalan stagnan.

Tenaga Ahli Bidang Manajemen Strategis, Kemenpar, Priyantono Rudito menjelaskan, pihaknya telah memfasilitasi terselenggaranya kerja sama antara asosiasi SMK pariwisata dengan sekitar 1.200 general manager Hotel yang tergabung dalam asosiasi profesi pariwisata (IHGM dan IHGMA).

Para GM itu diwajibkan mengajar dan ikut serta mengembangkan SMK pariwisata di seluruh Indonesia. Baik sebagai guru, trainer, pembina, hingga fasilitator untuk mendorong SDM pariwisata siap menyambut era revolusi industri keempat.

Selain itu, lanjut Priyantono, pada 29 Maret 2019 mendatang, Kemenpar akan memiliki kelas internasional. Melalui kelas internasional itu pemerintah akan mendatangkan talenta internasional ke Indonesia.

“Sehingga kita memiliki model pengajaran berstandar internasional di Indonesia dan anak-anak kita bisa memanfaatkannya tidak hanya di Indonesia,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement