Rabu 27 Feb 2019 23:23 WIB

UNU-Unsoed Kerjasama Kembangkan Pengering Ampas Tahu

Pengering ini akan digunakan untuk memaksimalkan ampas tahu.

Aktivitas pekerja menggoreng tahu disalah satu pabrik tahu, di sentra tahu Cibuntu, Kota Bandung, Selasa (17/7).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aktivitas pekerja menggoreng tahu disalah satu pabrik tahu, di sentra tahu Cibuntu, Kota Bandung, Selasa (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO— Tim teknologi pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto menjalin kerja sama dengan tim lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman dalam mengembangkan pengering ampas tahu.

"Kerja sama ini dilatarbelakangi diperlukannya jenis pengering yang dapat memanfaatkan limbah panas pengolahan tahu sebagai sumber energi pada pengering ampas tahu," kata akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Kavadya Syska di Purwokerto, Rabu (27/2).

Baca Juga

Kavadya Syska yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto tersebut menjelaskan, kedelai yang diolah menjadi tahu akan menghasilkan produk utama berupa tahu dan produk limbah berupa limbah padat ampas tahu dan limbah cair.

Dalam upaya untuk mencapai pengolahan makanan tanpa limbah atau "zero waste food processing", kata dia, maka limbah padat berupa ampas tahu dapat diolah kembali menjadi tepung tahu dan limbah cair dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar biogas.

Tepung ampas tahu sangat sederhana dan cukup mudah dalam proses pembuatannya. Pertama ampas tahu dikeringkan selanjutnya setelah sampai kadar air tertentu yang sesuai, ampas kering digiling.

"Namun demikian, problem yang terjadi di lapangan adalah proses pengeringan dilakukan dengan penjemuran di bawah terik matahari, selain sangat tergantung pada kondisi cuaca juga memancing kedatangan lalat," katanya.

Hal itu, kata dia, justru akan membuat proses utamanya, yaitu tahu, terganggu karena tidak higienis. Kedatangan lalat juga terjadi saat limbah ampas tahu padat tertumpuk di lokasi produksi tanpa diolah menjadi produk apapun.

“Karena itu sangat diperlukan jenis pengering yang dapat memanfaatkan limbah panas pengolahan tahu sebagai sumber energi pada pengering ampas tahu," katanya.

Untuk itulah, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan Tim LPPM Unsoed dalam mengembangkan teknologi tersebut. "Kami berharap teknologi ini berdampak positif mengingat tepung ampas tahu memiliki kandungan gizi yang baik," katanya.   

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement