Senin 04 Feb 2019 17:21 WIB

SMAIT ICM Gunung Geulis, Menimba Ilmu di Lingkungan Asri

SMIT ICM diharapkan memberi inspirasi untuk memantik kemampuan berliterasi.

SMAIT ICM Gunung Geulis Bogor.
Foto: icmgununggeulis.com
SMAIT ICM Gunung Geulis Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- SMAIT ICM Gunung Geulis Bogor berkiprah memberikan pelayanan pendidikan bagi anak didiknya. Kepala Sekolah SMAIT ICM Gunung Geulis, Amru Asykari, mengatakan sekolah tersebut didukung lingkungan belajar yang kondusif.

"Udara sejuk, pepohonan rimbun, burung-burung berkicau merdu di pagi hari serta pemandangan yang eksotis di malam hari, menjadikan sekolah ini cocok bagi siswa yang mendambakan suasana alami kegiatan belajar," ujar Amru, seperti dalam siaran persnya.

Dengan suasana tersebut, SMAIT ICM Gunung Geulis Bogor diharapkan memberikan inspirasi bagi yang ingin memantik kemampuan berliterasi. Sekolah ini menampilkan pepohonan rindang dengan kursi-kursi alami terbuat dari bongkahan akar pohon di bawahnya. Ini dijadikan pojok membaca yang nyaman.

"Jika Dewi Lestari, novelis Supernova, mencari inspirasi di sudut rumahnya dengan duduk di sofa, di sekolah kami, Anda bisa membaca atau mencari inspirasi sambil duduk di kursi yang terbuat dari bongkahan akar pohon ditemani kicauan burung, atau di pinggir kolam ikan yang indah, atau di beranda masjid sambil menatap eksotiknya bambu kuning (bambusa vulgaris, var striata) nan eksotik menjulang, meliuk-liuk ditiup angin, atau gagahnya paku pohon (cyathea), seolah membawa kita ke taman Jurassic di masa purba," katanya seperti dalam siaran persnya.

Selain belajar secara klasikal, kegiatan belajar mengajar menurut Amru tak melulu di dalam kelas. Banyak ruang terbuka yang dapat dijadikan ruang belajar.

SMAIT ICM Gunung Geulis Bogor juga mengembangkan konsep pembelajaran STEM. Sebuah pendekatan pembelajaran interdisiplin antara Science, Technology, Engineering and Mathematics.  Pendekatan ini mampu menciptakan sebuah sistem pembelajaran secara kohesif dan pembelajaran aktif karena keempat aspek dibutuhkan secara bersamaan untuk menyelesaikan masalah.

Untuk menunjang visi misi sekolah, Amru menambahkan, siswa dibekali nilai-nilai dengan harapan mereka mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai itu adalah bertakwa, disiplin, jujur, optimis, tanggung jawab, dan peduli.

Nilai-nilai tersebut dinternalisasikan dalam kegiatan asrama harian, pekanan, bulanan dan tahunan. Kegiatan itu dikemas dalam program asrama melalui pembiasaan-pembiasaan yang akan membentuk karakter siswa. Salat tahajud, salat berjamaah, berdzikir, membaca quran, tahfidz, kultum, khotbah, mabit, puasa sunnah, kreasi seni, belajar mandiri, ekstrakurikuler, debat, kerja bakti, adalah sebagian dari kegiatan yang dilaksanakan di asrama untuk membentuk enam karakter siswa.

"Melalu proses belajar dan mengajar yang kami desain, siswa akan kami tuntun dan tantang  untuk mampu melakukan curah gagasan terhadap permasalahan yang diberikan guru, sesuai dengan konteks mata pelajaran,  lalu mereka berdiskusi dalam kelompok untuk memberikan tawaran solusi, kemudian mereka mempresentasikan tawaran solusi mereka , di saat yang sama mereka juga harus siap untuk menerima masukan dan umpan balik dari kelompok lain," katanya.

Amru mengatakan para siswa juga dilatih untuk mengamati apa yang terjadi di sekitar mereka, di sekolah, di asrama, di masyarakat, lalu mereka menyusun proposal proyek untuk kemudian diberikan kepada sekolah untuk disetujui. Kemampuan berpikir, berani memberikan ide dan solusi, mau bekerja sama, mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain, mampu meyakinkan orang lain adalah adalah karakteristik pemimpin.

"Melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan dalam proses KBM, siswa diharapkan memiliki karakter pemimpin. Dalam konteks sekolah berasrama prinsip-prinsip kepemimpinan itu kemudian diejawantahkan dalam kegiatan asrama baik itu harian, pekanan, bulanan, dan tahunan dalam balutan nilai-nilai Islam," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement