Kamis 24 Jan 2019 14:35 WIB

Riwayat si Raja Diesel

Kehadirannya terganjal sejumlah masalah

Isuzu Panther
Foto: Dok: Isuzu
Isuzu Panther

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi pecinta kendaraan bermesin diesel, tentunya tidak asing dengan Isuzu Panther. Si raja diesel ini sempat menjadi legenda disekitar tahun 1990an hingga 2000an karena mesinnya yang tangguh, tenaga besar dengan kemampuan konsumsi bahan bakar yang relatif lebih hemat. 

Namun, seiring dengan perubahan jaman dan kian ketatnya persaingan khususnya di kelas kendaraan serbaguna atau multipurpose vehicle (MPV), secara perlahan pamor MPV andalan PT Isuzu Astra Motor ini memudar. Posisinya tergantikan  kendaraan keluarga sejenis yang juga hemat bahan bakar, lebih senyap dan lebih nyaman. 

Sebenarnya pihak Isuzu Astra sendiri telah berencana untuk menampilkan MPV legendaris tersebut dengan membuat prototipe terbarunya. Namun, rencana itu tampaknya belum bisa diwujudkan setidaknya dalam waktu dekat ini. Hal itu tidak terlepas dari sejumlah kendala yang tidak mudah diatasi. 

Seperti ketentuan standar Euro 4 bagi mesin kendaraan terbaru saat ini yang ditetapkan pemerintah mulai 2021, tren perubahan pasar khususnya kelas memengah yang cenderung beralih ke kendaraan jenis sport utility vehicle (SUV).

"Investasi untuk memproduk mesin baru butuh biaya besar, pasar lebih banyak lokal sehingga tidak ekonomis, kalau dipaksakan harganya bisa diatas SUV," kata Attian Asril, General Manager Marketing Commercial Vehichle PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Kamis (24/1).

Meski demikian, pihaknya masih menjual Isuzu Panther dengan berbagai model untuk pasar tanah air. Tahun 2017 angka penjualannya sempat mencapai 1.147 unit, namun tahun 2018 turun menjadi 950 unit. 

Saat ini pengguna Isuzu Panther sudah lebih dari 12 ribu di Indonesia dengan berbagai model dan bergabung dengan sejumlah komunitas otomotif yang ada. "Kita terus menjaga hubungan dengan mereka," katanya.  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement