Selasa 11 Dec 2018 14:00 WIB

Kedekatan Orang Tua Tentukan Kesuksesan Masa Depan Anak

90 persen keberhasilan individu ditentukan faktor emosi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Keluarga Bahagia
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Keluarga Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menciptakan momen kebersamaan guna membangun kedekatan emosional dengan anak merupakan faktor penting yang dapat memberi dampak bagi pembentukan karakter serta tumbuh kembang anak. Seorang ibu menjadi salah satu anggota keluarga yang memiliki peran sentral.

Tentunya selain seorang ayah yang juga berperan penting dalam sebuah keluarga, ibu termasuk penentu dan parameter kebahagiaan keluara tersebut. Psikolog anak, Ayoe Sutomo, mengatakan, jika seorang ibu dalam keluarga berbahagia, bisa dipastikan semua isi keluarga itu bahagia.

"Lebih banyak seperti itu. Nah untuk menciptakan kebahagiaan itu, kita harus tahu dulu, kenapa itu penting dalam sebuah keluarga," kata Ayoe di Jakarta, Selasa (11/12).

Bicara kedekatan emosi orang tua (ortu) dengan anak, Ayoe mengatakan, beberapa penelitian, sekitar 90 persen menyatakan keberhasilan individu ditentukan oleh faktor emosi. Artinya aspek kognitif bisa berpengaruh hanya 10 persen.

"Dari apa emosi itu terbentuk, yaitu dari anak yang punay kedekatan dengan orang tua. Itu kenapa penting waktu khusus antara ortu dan anak," katanya.

Seorang ortu memahami emosi, kondisi, kenal sangat baik dengan anaknya. Sehingga bisa menciptakan percaya diri, siap menghadapi tantangan di luar pada anak dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki emosi yang baik, meskipun cara pendekatannya berbeda-beda.

Kebutuhan dasar anak juga sama halnya dengan dewasa, di mana anak membutuhkan rasa aman, disayang dan diakui. Hal itu bisa didapat jika hubungan anak dengan ortu terpenuhi.

Yang jelas apabila secara emosi tidak penuh, artinya anak tidak akan merasakan dekat dengan ortu. Kemudian jika anak tidak dipuji, anak punya penilaian bahwa konsep ortu seperti itu sehongga bisa tumbuh tidak percaya diri, lebih ke arah punya kepribadian yang sulit.

"Padahal anak harus tahu kalau fleksibel, bersaing, penuh motivasi itu menentukan sukses individu ke depannya," tambah Ayoe. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement