REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Empat tahun silam, Fernando Torres adalah pahlawan tim nasional Spanyol. Gol tunggalnya ke gawang Jerman di partai final Piala Eropa 2008, menjadi pemutus dahaga gelar skuat La Furia Roja.
Sudah 44 tahun, sejak terakhir 1964, Spanyol tidak pernah bisa kembali mengangkat trofi Piala Eropa. Namun berkat Torres, tim Matador berhasil mengulang kejayaanya kembali. Hanya dua gol yang disumbangkan penyerang Chelsea ini. Tetapi, satu diantaranya sudah mampu mengukuhkan Spanyol sebagai tim terbaik di Eropa.
Jelang Piala Eropa 2012, status Torres sebagai ujung tombak andalan mulai menjadi pertanyaan. Situasi ini tidak terlepas dari menurunnya performa mantan bomber Atletico Madrid ini. Selepas kepindahannya dari Liverpool pada pertengahan musim 2010/2011, Torres kesulitan untuk menunjukkan kualitasnya. Setengah musim debutnya bersama Chelsea terbilang mengecewakan karena ia hanya bisa mencetak satu gol dari 18 laga.
Menurunnya penampilan Torres berimbas pada kepercayaan pelatih timnas Spanyol, Vicente del Bosque. Sang pelatih mulai jarang menurunkan pemain kelahiran Fuenlabrada ini. Ia bahkan hanya tiga kali tampil di babak kualifikasi Piala Eropa 2012 meski bisa menyumbangkan dua gol. Tetapi, Torres kalah bersinar dari Fernando Llorenta yang menyumbang tiga gol dan David Villa dengan tujuh gol.
Periode sulit Torres ini terus berlangsung hingga pertengahan musim 2011/2012. Sejak bergulirnya musim, ia hanya bisa mencetak empat gol di berbagai kompetisi. Raihan ini membuat kritikan pedas tertuju kepadanya. Pasalnya, pemain berambut pirang ini mengalami paceklik gol hampir sekitar enam bulan.
Imbasnya, Del Bosque mencapakkan nama Torres dari tim nasional untuk pertama kalinya. Sang pelatih tidak memilih Torres dalam skuat untuk menghadapi laga persahabatan melawan Venezuela, akhir Februari lalu.
Diterpa Kritikan
Del Bosque mulai mengultimatum penyerangnya ini untuk bisa kembali menunjukkan performa terbaiknya. Karena Torres bisa saja kehilangan kesempatan untuk memperkuat Spanyol di Piala Eropa 2012. Terlebih para bomber lainnya, seperti Llorente, Roberto Soldado dan Alvaro Negredo, mulai unjuk gigi musim ini.
Dibalik semua kritikan yang ada, Torres akhirnya mulai menemukan jalan untuk bangkit. Terutama setelah kursi kepelatihan Chelsea berada di bawah Roberto Di Matteo. Secara perlahan, Torres mulai tampil percaya diri dan kembali bisa menyumbangkan gol untuk Chelsea. Bukti terakhirnya terjadi dalam laga leg kedua babak semifinal Liga Champions melawan Barcelona.
Torres tampil sebagai pelapis dan masuk menggantikan Didier Drogba di babak kedua. Saat itu, Chelsea sudah tertinggal 2-1. Namun jelang akhir pertandingan, aksi khas Torres mampu menyeimbangkan kedudukan dan melengkapi keberhasilan Chelsea lolos ke babak final. Torres lolos dari penjagaan dan berlari hampir setengah lapangan sebelum mengecoh kiper Victor Valdes.
Performa Torres belakangan ini menjadi sinyal untuk Del Bosque. Tentunya ia masih ingin diberikan kesempatan untuk bermain bersama La Furia Roja di putaran final Piala Eropa, pertengahan tahun ini. Torres belum sepenuhnya kembali ke performa terbaiknya, namun determinasinya untuk menjawab semua kritikan mulai terlihat.
Torres bisa kembali menjadi pilihan Del Bosque di Piala Eropa Ukraina-Polandia nanti. Apalagi penyerang tersubur La Furia Roja, David Villa, kondisinya masih meragukan untuk bisa tampil. Penyerang Barcelona itu sudah lama tidak turun ke lapangan akibat cedera patah kaki pada Desember silam. Karena itu, bukan tak mungkin Torres kembali merebut posisi di lini depan La Furia Roja yang sempat terlepas.
Nama: Fernando Torres
Lahir: Fuenlabrada, 20 Maret 1984
Posisi: Penyerang Klub: Chelsea
Karier Klub:
- Atletico Madrid (2001–2007)
- Liverpool (2007–2011)
- Chelsea (2011 – sekarang)
Karier Tim Nasional: 2003 - sekarang (91 laga, 27 gol)
Ikuti Whatsapp Channel Republika
