Senin 18 Jun 2018 15:37 WIB

Cerita Kekecewaan Fan Jerman Usai Laga Kontra Meksiko

Jerman kalah 0-1 pada laga pembuka Piala Dunia 2018.

Pemain timnas Jerman saat dikalahkan Meksiko pada Piala Dunia 1982.
Foto: AP Photo/Victor R. Caivano
Pemain timnas Jerman saat dikalahkan Meksiko pada Piala Dunia 1982.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kekalahan Jerman dari Meksiko 1-0 berdampak bagi seluruh pendukungnya baik yang datang ke Stadion Luzhniki, Kota Moskow tempat berlangsungnya laga tersebut, maupun di luar stadion. Usai laga yang awalnya banyak orang menjagokan Jerman sebagai juara dunia itu, seluruh pendukung Jerman baik warga Jerman maupun warga negara lain seperti Indonesia, Jepang dan Cina terlihat lesu ketika keluar dari stadion itu.

Mey Ling, warga Cina yang datang dengan tiga rekan perempuan lainnya dari Negeri Panda itu mengaku sempat menangis ketika peluit panjang ditiupkan wasit yang memimpin pertandingan Alireza Faghani asal Iran. Pendukung asal Indonesia Tanuhardi pun merasakan kekecewaannya karena harapan ingin melihat tim Panzer menang namun yang ditemui kebalikannya, jauh dari perkiraan banyak orang.

Ia mengakui permainan Meksiko bagus dengan serangan baliknya serta kepiawaian Javier Hernandez atau Chicarito yang mampu membuat gerakan tanpa bola untuk membongkar pertahanan Jerman. Beberapa kali, lanjutnya, peluang dari anak-anak asuhan Joachim Loew kandas baik di lini pertahanan, tendangan tak terarah hingga beberapa kali diselamatkan oleh penjaga gawang Meksiko.

Mahasiswa asal Indonesia di Rusia yang juga pendukung Jerman, Teja Tjakradiningrat tak beda dengan pendukung lainnya. Kekecewaan itu tak bisa dihindarkan. Apalagi, guna menyaksikan dan mendukung tim Jerman ia harus rela menyisihkan uang bulanan guna membeli atribut seperti syal tim Panzer itu.

Teja pun mengaku kesal beberapa kali upaya serangan Jerman kandas di tangan penjaga gawang. Ia  menilai penjaga gawang Meksiko Guillermo Ochoa tampil pada peformanya dan dinilainya sebagai pemain terbaik pada laga itu.

Sementara para pendukung asal Jerman yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pendukung Meksiko, masih berteriak sambil mengibarkan bendera negaranya. Sepanjang jalan dari pintu ke luar stadion Luzhniki hingga ke stasiun kereta (metro) tidak banyak gerakan ataupun aktivitas dilakukan mereka. Hanya sesekali berfoto dengan latar stadion tersebut.

Di dalam kereta pun mereka lebih banyak terdiam. Sepasang suami-istri yang datang khusus dari Jerman untuk memberikan dukungan, hanya mengatakan kecewa, sambil mengangkat kedua pundaknya. Mereka pun tak menjawab ketika beberapa orang Argentina yang juga menyaksikan laga itu, berdiri di depannya, bertanya apa penyebab kekalahan tim besutan Joachim Loew itu.

Obrolan kekalahan Jerman dari Meksiko terus berlangsung hingga di dalam rumah makan siap saji. Di situ berkumpul beberapa orang yang baru menyaksikan pertandingan. Dengan bahasa Rusia, mereka pun kecewa dan tak mengira.

Pendukung Jerman lainnya meski mengakui kecewa atas kekalahan tersebut, optimistis masih ada harapan untuk bisa lolos ke babak 16 besar. Syaratnya, der Panzer bisa memenangkan dua laga tersisa dalam babak penyisihan.

Otto, misalnya, ia yang datang bersama beberapa rekannya mengatakan tak bisa menutupi kekecewaan atas kekalahan itu. Dia pun meramalkan seharusnya bisa menang atau minimal bermain imbang.

Dia pun mengaku timnya bermain tidak seperti biasa karena banyak bola lepas dan penyelesaian kurang maksimal. Beberapa  kali peluang ada, tetapi tidak bisa jadi gol, katanya.

Dia pun berharap pada dua laga tersisa  melawan Korea Selatan dan Swedia tim panzer harus bisa menang guna mengejar angka untuk bisa melaju ke babak selanjutnya.

Pelatih timnas Jerman Joachim Loew, dalam keterangannya mengatakan tidak perlu panik atau diperlukan perubahan radikal meski pertahanan timnya kembali terlihat rapuh saat mereka kalah 0-1 dari Meksiko. Loew pun pada konferensi pers mengakui, pada babak pertama timnya bermain sangat buruk.

Namun, lanjut dia, timnya tidak akan terpecah sekarang dan menjadi tanpa kepala dan melakukan sesuatu yang berbeda. "Tidak perlu panik hanya karena kalah dalam satu pertandingan."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement