Jumat 09 Nov 2018 08:40 WIB

Komisi X: KKI Harus Hasilkan Strategi Kebudayaan

KKI 2018 mesti menghasilkan upaya kongkret pemerintah memajukan kebudayaan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Anang Hermansyah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anang Hermansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR Anang Hermansyah mendorong agar Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018 yang bakal diselenggarakan Desember mendatang tidak hanya menjadi kegiatan rutinan agar anggaran terserap. Lebih dari itu, KKI 2018 mesti menghasilkan upaya kongkret pemerintah memajukan kebudayaan.

"Jadi intinya jangan hanya sekedar formalitas atau agar terkesan untuk menyerap anggaran saja, KKI 2018 harus bisa menghasilkan strategi kebudayaan yang komprehensif," kata Anang melalui pesan tertulis, Kamis (8/11).

Seni, lanjut Anang, merupakan salah satu bagian dalam kebudayaan yang mesti dibangkitkan kembali. Terlebih seni musik yang dalam satu dekade terakhir dinilai cenderung lesu.

Untuk itu, dia berharap KKI 2018 mampu menjadi tonggak penting dalam pemajuan kebudayaan. Terlebih menurut dia keragaman budaya Indonesia bisa dijadikan modal untuk mengahadapi persaingan global.

"Perkembangan digital semakin masif, karena itu perlu kita respons dari segi kebudayaan," jelas dia.

Untuk diketahui tahun 2018 ini Kongres Kebudayaan Indonesia akan kembali dilaksanakan pada Desember mendatang. Dalam kegiatan siklus lima tahunan tersebut, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid berharap kongres ini mampu menghasilkan subtansi yang lebih baik dalam menghasilkan langkah dan strategi yang menjadi acuan pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang ada.

Hilmar juga memastikan bahwa acara Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018 mendatang akan memberi dampak pada pemajuan kebudayaan di Indonesia. Sebab KKI tahun ini diklaim berbeda dengan yang sebelumnya.

"Tahun ini ini ada pembahasan masalah dan pemberian rekomendasi. Rekomendasi ini akan jadi landasan dalam strategi kebudayaan. Saya kira ini sangat efektif,'' tegas Hilmar.

Nantinya, lanjut Hilmar, strategi kebudayaan ini akan diserahkan ke Presiden. Untuk membuat Perpres berdasarkan strategi pemajuan kebudayaan. "Dan ini sama sekali belum pernah dilakukan di negeri ini," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement