Kamis 25 Oct 2018 18:55 WIB

Mahasiswa Ibnu Khaldun Gelar Media Visit ke Republika

Para mahasiswa ingin mengetahui bagaimana Republika sebagai media umat bertahan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Republika
Foto: republika.co.id
Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Ibnu Khaldun Bogor menggelar media visit ke kantor Republika Jakarta pada Kamis (25/10). Selain menambah wawasan kejurnalistikan, mereka juga ingin menggali bagaimana kiat Republika sebagai media umat tetap bertahan ditengah hiruk-pikuk keterbukaan informasi.

Ketua Pelaksana Media Visit Universitas Ibnu Khaldun, Kurniawan N.G memandang saat ini eksistensi umat Islam di dunia penyiaran maupun media cetak tidak terlalu besar. Padahal mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam.

"Bermula dari keprihatinan kami melihat pemberitaan ataupun konten di media saat ini banyak yang tidak mendidik, apalagi menyampaikan kebaikan. Maka itu kami ke sini, soalnya Republika salah satu media umat Islam yang tetap eksis," kata Kurniawan saat diwawancarai di kantor Republika, Jakarta Selatan, Kamis (25/10).

Dia mengatakan, sebagai mahasiswa jurusan KPI tidak cukup jika hanya menguasai teori namun praktik nihil. Untuk itu, media visit juga diharapkan mampu mengasah kreativitas, meningkatkan pemikiran kritis mahasiswa KPI.

"Di kampus kan hanya teori saja, padahal jika ingin menjadi jurnalis kita mesti tahu bagaimana di lapangan," jelas Kurniawan.

Pada kesempatan kali ini, media visit dibuka dan diisi dengan diskusi terbuka yang dipimpin oleh Wakil Redaktur Pelaksana Harian Republika Heri Ruslan. Mengawali diskusi, Kang Heri, sapaan akrabnya menjabarkan tentang sejarah berdiri, capaian hingga tantangan Republika.

Dia menyampaikan, di era disruptif ini semua media baik cetak, daring, radio, hingga televisi harus selalu berinovasi dan merespon zaman. Namun setiap media, pun Republika mesti tetap memegang teguh prinsip dan ideologi keumatan seperti tujuan awal Republika didirikan.

"Media itu tidak bisa dipisahkan dari ekonomi dan politik. Tapi bagaimanapun kita harus bekerja secara profesional," kata Kang Heri.

Dia juga mengajak para mahasiswa untuk meningkatan literasi dengan memperbanyak membaca dan menulis. Karena menurut dia, salah satu penghambat kemajuan umat Islam saat ini yaitu rendahnya literasi. Sehingga umat begitu mudah dipecah-belah.

"Makanya ayo mulai dari hal-hal kecil, membaca berita setiap hari atau menulis opini ke media. Sehingga mahasiswa, generasi milenial ini juga turut berkontribusi," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement