Rabu 17 Oct 2018 15:34 WIB

SAR Unpad Bantu Evakuasi Pasca Bencana Palu

Bantuan pascabencana ini diberikan pada 30 September hingga 11 Oktober lalu.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Kampus Unpad, Bandung
Kampus Unpad, Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Unit Search and Rescue (SAR) Universitas Padjadjaran mengirimkan personelnya untuk membantu proses evakuasi dan pemulihan kawasan terdampak bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Bantuan pascabencana ini diberikan pada 30 September hingga 11 Oktober lalu.

Mahasiswa Teknik Informatika Unpad Fikri M. Nur Zaman, yang diterjunkan membantu personel dan relawan lainnya mengatakan ada dua misi yang diemban. Pertama, melakukan operasi pencarian dan evakuasi korban terdampak. Kedua, mendistribusikan bantuan yang dikoordinasikan oleh Disaster Management Center SAR Unpad.

Fikri menyebutkan, ia berkoordinasi langsung dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Palu dalam melakukan operasi SAR di wilayah terdampak. Ia sendiri melakukan operasi pencarian dan evakuasi di wilayah Perumnas Balaroa, salah satu wilayah terdampak akibat terjadinya likuefaksi sesaat setelah terjadinya gempa berkekuatan 7,7 skala Richter, 28 September lalu.

“Dampak yang diakibatkan oleh likuefaksi adalah ‘kemusnahan’ pada perumahan tersebut, dikarenakan oleh kondisi tanah yang tidak stabil, lalu amblesnya rumah-rumah yang berada disana. Sehingga, tim SAR gabungan harus selalu menerapkan prosedur safetydalam melakukan misi kemanusiaannya,” kata Fikri seperti dalam siaran persnya, Rabu (17/10).

(Baca: Palu Butuh 18 Ribu Tenda)

Fikri sendiri melakukan operasi di Balaroa pada 2 hingga 7 Oktober lalu. Perumahan ini menjadi wilayah terdampak terparah karena sedikitnya terdapat 1.747 rumah yang hancur akibat likuefaksi. Ini menyebabkan penemuan dan evakuasi korban sangat tinggi intensitasnya.

Setelah misi operasi selesai, Fikri kemudian melakukan pendistribusian bantuan yang dihimpun dari seluruh elemen masyarakat Unpad. Donasi yang terkumpul sekira Rp 41 juta rupiah ini kemudian dibelanjakan Fikri untuk membeli beberapa bahan pokok, di antaranya air mineral, bumbu masak, susu bayi.

Proses pembelanjaan logistik ini harus dilakukan Fikri di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 8 Oktober. Ini disebabkan tidak adanya toko di sekitar Palu yang mampu menyediakan kebutuhan bantuan dalam jumlah besar. Pendistribusian sendiri difasilitasi oleh tim Bosowa Peduli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement