Selasa 09 Oct 2018 13:34 WIB

Sambut Bulan Bahasa SDIT Nurul Fikri Gelar Aneka Lomba

Siswa diharapkan dapat bertutur kata dengan lebih baik.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana Opening Ceremony Bulan Bahasa SDIT Nurul Fikri. Siswa-siswi mengenakan pakaian adat masing-masing daerah asal mereka. Acara berlangsung di SDIT Nurul Fikri, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/10).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Suasana Opening Ceremony Bulan Bahasa SDIT Nurul Fikri. Siswa-siswi mengenakan pakaian adat masing-masing daerah asal mereka. Acara berlangsung di SDIT Nurul Fikri, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SDIT Nurul Fikri mengawali Oktober dengan menyelenggarakan bulan bahasa yang diikuti oleh seluruh murid dan guru. Bulan Bahasa 2018 ini diberi tema Cerdas Berbahasa Cermin Karakter Bangsa dan akan diselenggarakan selama tiga pekan sejak Selasa (9/10) hingga Kamis (25/10).

Kepala SDIT Nurul Fikri, Fathonah Januwiyati mengatakan dengan diacarakannya acara ini, ia berharap dapat meningkatkan karakter seluruh siswa-siswi. Melalui kegiatan ini, siswa-siwi diharapkan dapat bertutur kata dengan lebih baik dan dapat menghargai orang lain.

Fathonah mengatakan, pihaknya sedang membudayakan pendidikan karakter Refresh (respect, friendly, responsibility, and honesty). Unsur respect atau menghargai adalah hal yang paling ditekankan dalam kegiatan ini.

"Saat ini respect dengan temannya dengan orang tuanya, dengan adik kelasnya, dengan gurunya. Kemudian juga mengucapkan terimakasih, salam, maaf, permisi, dan sebagainya," kata Fathonah, ketika ditemui saat acara, Selasa (9/10).

Selain belajar menggunakan bahasa dengan lebih sopan, siswa-siswi SDIT Nurul Fikri juga dilatih agar dapat lebih menghargai budaya Indonesia. Pada acara pembukaan, anak-anak menggunakan pakaian adat dari daerah asal mereka masing-masing.

Meskipun tinggal di Depok, Jawa Barat, anak-anak tersebut mengenakan berbagai macam pakaian adat. Mulai kelas 1 SD hingga 6 SD, semuanya menggunakan pakaian adat yang berbeda-beda seperti pakaian adat dari Sumatera, NTT, Jawa, dan Kalimantan.

"Dengan adanya budaya yang kita tanamkan di sini adalah budaya saling menghormati teman-teman siswa , jadi tidak ada lagi ngata-ngatain nama bapaknyalah, asalnya darimanalah. Supaya mereka kenal juga bahwa Indonesia enggak di sinii saja tapi luas lingkupnya," kata Fathonah menambahkan.

Bulan bahasa diadakan terkait dengan adanya Sumpah Pemuda pada bulan ini. Meskipun diadakan setiap tahunnya, Ketua Pelaksana, Sri Legini menjelaskan dirinya ingin membuat acara yang berbeda pada tahun ini khususnya pada acara pembukaan.

Hari ini, beberapa lomba diadakan dan diikuti oleh murid dan guru. Setelah acara pembukaan, akan ada empat mata pelajaran yang dilombakan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

"Kalau Bahasa Indonesia itu hari ini ada pidato, membaca buku cerita, membaca puisi. Bahasa Arab ada pidato Bahasa Arab, Bahasa Inggris ada story telling, IPS itu parade busana nasional, menyanyikan lagu nasional dan cerdas cermat," kata Sri.

Selain itu, akan ada pula lomba reading battle menggunakan laman khusus yang telah disediakan pihak sekolah. Nurul Fikri memiliki laman khusus membaca dan memahami bacaan untuk seluruh murid. Nantinya, siswa-siswi bisa memilih buku bacaan mereka sesuai level dan menjawab kuis untuk menguji tingkat pemahaman mereka.

"Ada reading battle, itu adalah anak-anak disuruh membaca lalu anak-anak menggunakan komputer bagaimana anak bisa paham apa yang dia baca," kata Sri melanjutkan.

Setelah aneka perlombaan hari ini usai, akan ada bazar buku selama satu pekan. Selanjutnya, akan hadir perpustakaan keliling dari Pemerintah Kota Depok agar anak-anak dapat menambah daftar bacaan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement