Rabu 19 Sep 2018 11:00 WIB

Uang Operasional Penari Pembukaan Asian Games Telah Dibayar

Kesuksesan pembukaan Asian Games telah memberikan kebanggaan bagi Indonesia.

Penari membawakan tari Saman saat Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8).
Foto: Antara/Inasgoc/Rosa Panggabean
Penari membawakan tari Saman saat Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc) 2018, Eris Herriyanto, mengatakan uang operasional 2.000 penari pada pembukaan Asian Games 2018 telah seluruhnya dibayarkan. Tiap penari berhak mendapatkan uang operasional sebesar Rp 200.000 untuk setiap kali latihan.

''Panitia memastikan bahwa pembayaran uang operasional telah dilakukan sebanyak tiga kali yakni pada bulan April, Juli dan terakhir 17 September lalu,'' ujar Eris, seperti dikutip dari rilis Inasgoc, Selasa (18/9).

Sebanyak 2.000 siswa SMA di Jakarta menampilkan tari Ratoh Jaroe Aceh saat pembukaan Asian Games 2018 pada 18 Agustus lalu. Aksi tarian mereka mampu memukau mata dunia dan menjadi pembicaraan warganet dunia khususnya Asia. Kesuksesan pembukaan Asian Games 2018 secara keseluruhan telah memberikan rasa kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Di balik kesuksesan tersebut, Inasgoc sangat mengapresiasi kerja keras dari seluruh penari yang telah membuat Indonesia dipandang oleh seluruh dunia.

''Persiapan yang dilakukan oleh para penari ini sangat melelahkan,'' kata Eris. ''Mereka diharuskan terus berlatih di sekolah dan paling tidak telah melakukan 15 kali gladi di luar sekolah.''

Oleh karena itu, kata Eris, Panitia Pelaksana memberikan sejumlah uang operasional kepada mereka sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada para penari yang telah mengharumkan nama bangsa. Setiap penari berhak mendapatkan uang operasional sebesar Rp 200.000 untuk setiap kali latihan.

Eris mengatakan uang operasional tersebut digunakan untuk mendukung persiapan dan latihan para penari baik yang dilakukan di sekolah, stadion atau tempat lain. ''Mekanismenya adalah panitia melakukan pembayaran melalui transfer bank ke rekening sekolah asal penari,'' katanya.

Sebanyak 2.000 penari tersebut berasal dari 18 SMA di Jakarta. Yakni SMA 70, SMA 6, SMA 3, SMA 71, SMA 82, SMA 66, SMA 4, SMA 68, SMA 78, SMA 23, SMA 49, SMA 34, SMA 48, SMA 90, SMA 46, SMA 24, SMA Angkasa 1 Halim dan SMA Dian Didaktika. Dari sekolah tersebut, SMA 70 menyumbangkan penari terbanyak yakni 331 penari.

Eris mengatakan panitia sangat berterima kasih kepada para penari, guru dan orang tua mereka yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. ''Kerja keras dan penampilan para penari tidak bisa dinilai dengan apapun. Tetapi apa yang telah dilakukan, akan selalu abadi di hati dan benak seluruh rakyat Indonesia juga dunia,'' kata Eris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement