Rabu 12 Sep 2018 13:39 WIB

Indonesia International Book Fair 2018 Dibuka Hari Ini

IIBF ditargetkan menjadi pusat (hub) transaksi hak cipta.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Kepala Bekraf Triawan Munaf membuka Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018 di JCC, Rabu (12/9).
Foto: Idealisa Masyrafina/REPUBLIKA
Kepala Bekraf Triawan Munaf membuka Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018 di JCC, Rabu (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018 akan dibuka untuk umum mulai hari ini, Rabu (12/9) sampai Ahad (16/9) di Jakarta Convention Center (JCC), Kompleks Gelora Bung Karno. Acara ini adalah hasil kerja sama antara Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Ketua Umum IKAPI, Rosidayati Rozalina, menjelaskan pada awalnya tujuan diadakan pameran buku ini adalah untuk memberikan informasi tentang buku sejalan dengan minat baca. Namun, saat ini IIBF ditargetkan menjadi pusat (hub) transaksi hak cipta.

"Target kita IIBF ini bisa menjadi hub untuk pasar transaksi hak cipta yang diperhitungkan, minimal di Asia Tenggara. IIBF tahun lalu kami menjual 36 copy right, target tahun ini 45 copy right," ujar Rosidayati dalam pembukaan IIBF, Rabu (12/9).

Pameran ini sebagai ajang misi pendidikan dan budaya. Indonesia dinilai sebagai pasar literasi yang sangat potensial dengan jumlah penduduk yang besar. Total sebanyak 17 negara hadir mengikuti pameran ini.

Para penerbit dalam negeri banyak menerbitkan buku-buku terjemahan, sehingga lewat IIBF, mereka bisa langsung bertemu penerbit-penerbit luar negeri. "Buku terjemahan banyak di Indonesia, makanya semakin banyak penerbit luar mengincar untuk hadir disini," kata Rosidayati.

photo
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf mengatakan, adanya pameran buku ini untuk mendukung ekosistem literasi Indonesia. Karena tanpa didukung dengan ekosistem seperti penerbit, editor dan pameran, para penulis tidak dapat terus menulis buku-buku bermutu.

"Para penulis harus distimulasi terus melalui ekosistem yang matang baru bisa mereka produktif menulis buku-buku bermutu," kata Triawan.

Ia meyakini IIBF 2018 akan melampaui kesuksesan tahun lalu. Kesuksesan pameran ini juga penting untuk Indonesia dalam menghadiri London Book Fair 2019 sebagai negara tamu.

"Tahun depan, Indonesia akan menjadi market focus country di London Book Fair 2019. Harapannya ini menjadi pemacu bagi para penulis," ujar Triawan.

Dalam pembukaan pameran juga diberikan penghargaan IKAPI Awards 2018 kepada tiga orang yang sukses mendukung literasi. Kategori Literacy Promotor diberikan kepada Puspa Bergerak, kategori Book of The Year adalah buku Aroma Karsa karangan Dewi Lestari, sedangkan anugerah Writer of the year diberikan kepada Rhenald Kasali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement