Ahad 05 May 2019 06:19 WIB

Pengurus Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam Dikukuhkan

AYPI mendorong antaryayasan pendidikan Islam berkolaborasi dan bersinergi.

Pengurus Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) periode 2019-2024.
Foto: Dok AYPI
Pengurus Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) periode 2019-2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Pengurus Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) -- sebuah perkumpulan lembaga-lembaga yang bernaung di bawah yayasan pendidikan Islam – dikukuhkan di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/5).

Pengurus AYPI periode 2019-2024 yang dinahkodai H Mirdas Eka Yora Lc, Msi. Ia sehari-hari sebagai ketua Yayasan Fajar Hidayah Kota Wisata, Bogor, Jawa Barat.

AYPI yang baru dibentuk pada 4 April 2019 langsung menggelar seminar pendidikan Islam bertajuk ‘Strategi Pendidikan Islam untuk Generasi Indonesia Emas’. Seminar itu menampilkan dua nara sumber, yakni Direktur Indonesia Emas Institute,  Dr Zulfikri Anas, MEd; dan Direktur Attaqwa College, Dr Adian Husaini.

Setelah itu, dilanjutkan dengan rapat pleno pertama untuk membahas strategi dan bentuk kegiatan selanjutnya. Hadir dalam acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini ketua yayasan-yayasan  pendidikan Islam yang tergabung dalam AYPI yang berasal dari Jabodetabek, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat;  direksi, kepala sekolah, dan guru serta masyarakat umum. Hadir pula delegasi dari Malaysia dan Filiphina. 

Ketua AYPI, Mirdas Eka Yora mengatakan, dengan hadirnya AYPI banyak yang bisa dilakukan dengan berkolaborasi dan sinergi antaryayasan pendidikan Islam.

Menurutnya, belum ada baik di tingkat nasional maupun internasional,  sebuah asosiasi yang menghimpun tenaga dan potensi yang begitu luas yang bernaung di bawah yayasan-yayasan pendidikan Islam.

‘’Ide ini lahir dari para pendiri AYPI. Mereka mencetuskan  sebuah langkah bagaimana sesegera mungkin kita mengambil posisi di dalam perkembangan baik di Indonesia atau negara-negara sahabat. Jangan sampai  kita lembaga pendidikan Islam menjadi peserta  pelengkap penderita atau peserta pelengkap saja. Jadi tidak bisa menentukan sikap, arah, warna, kebijakan dan kerjasama yang konkrit dengan pemerintah. Kalaupun ada sifatnya parsial dan pencapaiannya terbatas dan tidak bisa menjadi kebijakan terhadap nasional apalagi global,’’ jelasnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (4/5).

Ke depan,  Mirdas berharap AYPI memiliki peran yang jelas dan bisa menentukan arah pendidikan nasional dan global. Apalagi di forum-forum global. ‘’Pada forum-forum global, negara Islam sepertinya sampiran saja. Seolah kita ini minoritas di dunia, padahal saat ini kita populasi terbesar di tingkat global tapi peran itu seperti tidak terlihat,’’ ujarnya.

Kedua, langkah konkret yang bisa dilakukan AYPI dengan cepat akan melakukan pemetaan dalam rapat pleno para ketua yayasan, pembina untuk merumuskan langkah strategis bersama yang akan bisa segera dilakukan. ‘’Karena banyak di antara yayasan-yayasan itu punya keunggulan-keunggulan. Ada yang punya keunggulan dalam tahfizh Alquran, bidang perbukuan, bidang kreativitas, networking, media massa, ketrampilan  tertentu misalnya sains. Ini yang akan kita bicarakan, apa saja yang bisa disinergikan,” paparnya.

Pembina AYPI, Evi Afrizal Sinaro, berharap dengan dibentuknya AYPI akan saling menguatkan antara lembaga-lembaga yang bernaung di bawah yayasan pendidikan Islam sehingga akan menciptakan pendidikan yang bermutu secara regional. ‘’Dibentuknya AYPI adalah sebagai perekat sekaligus memperkuat sinergi dan kolaborasi antara pendidikan Islam di ASEAN,’’ kata EVi Afrizal Sinaro yang juga ketua umum Yayasan Perguruan Al-Iman Citayam Bogor.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement