Kamis 14 Mar 2019 19:56 WIB

Pemerintah Ajak Daerah Susun Kurikulum Vokasi Agribisnis

Kurikulum vokasi agribisnis ini akan mulai diajarkan dalam tahun ajaran baru 2019

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pusat penelitian biologi tropika Asia Tenggara, Seameo Biotrop bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan memperbanyak pengimplementasian Program Sekolah Mandiri Produksi Sayuran dan Buah Edukasi (Smarts-Be). Sekitar 30 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang agribisnis dan agroteknologi seluruh Indonesia menjadi sasaran kegiatan tahap pertama.
Foto: Mutia Ramadhani/Republika
Pusat penelitian biologi tropika Asia Tenggara, Seameo Biotrop bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan memperbanyak pengimplementasian Program Sekolah Mandiri Produksi Sayuran dan Buah Edukasi (Smarts-Be). Sekitar 30 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang agribisnis dan agroteknologi seluruh Indonesia menjadi sasaran kegiatan tahap pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggandeng pemerintah daerah untuk merumuskan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Balai Latihan Kerja (BLK) di sektor agribisnis. Terdapat empat kompetensi yang disasar yakni kopi, teh, sawit dan kakao.

Kerja sama ini seiring dengan fokus pemerintah dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui revitalisasi kualitas pendidikan vokasi yang sesuai dengan Roadmap Kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 2017-2025.

Baca Juga

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan, agribisnis merupakan satu dari enam sektor prioritas dalam roadmap. “Tidak hanya itu, kami juga fokuskan workshop kali ini untuk penyusunan kurikulum pelatihan BLK untuk jurusan kopi,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (14/3).

Workshop ini merupakan workshop kedua dalam rangkaian kegiatan pilot project revitalisasi SMK dan BLK dengan melibatkan Pemerintah Daerah secara aktif. Workshop pertama untuk sektor Pariwisata telah dilakukan pada 19 Februari 2019 di Surabaya, Jawa Timur, yang berfokus pada tiga kompetensi, yakni fashion, usaha perjalanan wisata, dan kuliner.

Pada workshop tersebut telah dilakukan penyusunan kurikulum dan modul Training of Trainers (ToT) yang melibatkan seluruh stakeholder. Misalnya, industri mitra, SMK, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Adapun, workshop untuk empat sektor prioritas lainnya, yakni manufaktur, tenaga kesehatan, ekonomi digital, dan pekerja migran, akan dilakukan secara intensif hingga akhir Maret 2019.  Pasca workshop selesai, pemerintah akan mengadakan ToT bagi para guru di SMK dan instruktur di BLK dan dilanjutkan dengan mempersiapkan penerimaan siswa baru.

“Dengan demikian, dalam tahun ajaran baru tahun 2019, kurikulum yang telah kita susun dapat dijalankan,” ujar Rudy.

Penyusunan kurikulum SMK ini dipilih pemerintah untuk menjadi fokus utama dalam menindaklanjuti roadmap revitalisasi vokasi. Melalui kerja sama dengan para stakeholder, aspek ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan industri dan sesuai dengan tantangan global. Hal ini sekaligus meningkatkan kualitas guru, pelatih, ataupun instruktur dari industri yang mampu mengajarkan kurikulum tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement