Sabtu 09 Feb 2019 13:36 WIB

Tahun ini, Pelatihan Guru Fokus pada Peningkatan Pedagogi

Sebanyak 30 persen sisanya untuk peningkatan konten.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelatihan peningkatan kompetensi guru matematika di wilayah Kab. Aceh Besar.
Foto: kmp
Pelatihan peningkatan kompetensi guru matematika di wilayah Kab. Aceh Besar.

REPUBLIKA.CO.ID,

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggeser fokus pelatihan guru pada tahun 2019. Nantinya, 70 persen pelatihan akan difokuskan untuk penguatan pedagogi guru, dan 30 persen sisanya untuk peningkatan konten.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano menyebut, kemampuan pedagogi guru Indonesia masih lemah. Karena itu Kemendikbud akan fokus pelatihan pedagogi.

“Mulanya pelatihan guru itu 30 persen pedagogi, dan 70 persen konten. Tahun ini kami akan geser menjadi fokus pada pedagogi,” kata Supriano dalam kegiatan Innovative School Programme (ISP) di Jakarta Intercultur School, Sabtu (9/2).

Supriano menjelaskan, jika guru memiliki kemampuan pedagogi yang baik maka pembelajaran di kelas akan lebih menyenangkan. Sehingga siswa juga akan lebih aktif, proses pembelajaran lebih hidup dan terjalin komunikasi dua arah.

“Jangan sampai guru yang dominan, mengajar satu arah. Karena kalau begitu siswa tidak akan kreatif, jadilah siswa yang pasif,” kata dia.

Peningkatan pedagogi guru juga diperlukan agar siswa siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Karena di era teknologi digital, siswa harus lebih kreatif, inovatif dan kompeten.

Sementara itu Community Educational Outreach Coordinator JIS, Greg Zolkowski menegaskan bahwa program ISP memperkuat komitmen JIS dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena ISP mendorong agar para guru melibatkan siswa selama proses pembelajaran.

“Mereka harus melakukan pendekatan dengan berbagai pertanyaan sehingga partisipasi siswa lebih tinggi. Dan saat diskusi dalam kelas, murid juga bisa mendapat pengetahuan dari siswa lain,” kata dia.

Dia mengatakan, hingga tahun ini ISP telah meluluskan lebih dari 509 guru dan kepala sekolah negeri SD, SLB dari 84 sekolah di Jakarta. Dan tahun ini pihaknya mulai mengembangkan untuk guru-guru SMP negeri.

ISP sendiri merupakan gerakan kemitraan Yayasan Emmanuel, Dinas Pendidikan DKI Jakarta berkolaborasi dengan Jakarta Intercultur School (JIS). Selama program ISP, para guru berbagai sekolah negeri tersebut harus mengikuti workshop yang dipandu oleh 60 pengajar JIS dalam 10 pertemuan. Topiknya meliputi manajemen kelas, mengembangkan keterampilan berpikir, strategi mengajar dan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement