Kamis 25 Oct 2018 12:04 WIB

Kolaborasi Sekolah-Orang Tua Kunci Keberhasilan Pendidikan

Sekolah harus membuka pintu bagi orang tua untuk ikut berperan.

 Sejumlah orang tua siswa mendampingi anak mereka pada hari pertama sekolah di SDN 05 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin (15/7). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Sejumlah orang tua siswa mendampingi anak mereka pada hari pertama sekolah di SDN 05 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Senin (15/7). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyerukan pentingnya kolaborasi sekolah dan orang tua sebagai kunci untuk keberhasilan pendidikan.

"Sekolah harus membuka pintu bagi orang tua agar mereka juga berperan dalam kesuksesan pendidikan, bentuk paling konkret yang bisa dilakukan adalah melalui paguyuban orang tua," kata Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud, Sukiman, di Jakarta, Kamis (25/10).

Ia menyampaikan hal itu dalam acara Apresiasi Pendidikan Keluarga 2018 dengan tema "Pendidikan Keluarga untuk Menumbuhkan Karakter dan Prestasi Anak". Menurut dia, pelibatan orang tua dalam penyelenggaraan pendidikan berperan strategis karena yang paling berkepentingan terhadap kesuksesan anak adalah orang tua.

"Apalagi setelah di rumah, waktu anak paling banyak dihabiskan di sekolah atau dengan kata lain sekolah adalah rumah kedua. Oleh sebab itu, sekolah dan orang tua harus memastikan anak nyaman," ujarnya.

Ia menyampaikan, selain pertemuan rutin antara pihak sekolah dan orang tua untuk membahas berbagai persoalan seputar proses pembelajaran, juga bisa dibuat kegiatan kelas inspiratif.

"Jadi, para orang tua yang sudah sukses bisa datang ke sekolah untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada siswa," katanya.

Dengan adanya kelas inspirasi, siswa bisa termotivasi dan yang paling penting bisa memberi gambaran bahwa ada banyak sekali jalan menuju kesuksesan. Pada sisi lain, ia melihat saat ini masih banyak terjadi ancaman terhadap anak yang harus diantisipasi, baik dari tindak kekerasan, narkoba, pornografi, perilaku amoral, hingga perusakan. Menurut dia, ancaman-ancaman seperti ini bisa diminimalkan jika sekolah dan orang tua berkolaborasi dalam mengawasi anak.

"Caranya memanfaatkan media sosial, seperti grup Whatsapp, saat anak pulang pihak sekolah melaporkan anak sudah pulang jam sekian. Dan, kalau ada yang belum sampai ke rumah, orang tua bisa menelusuri di mana keberadaan anaknya," ujar Sukiman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement