Sabtu 04 Aug 2018 21:43 WIB

Paduan Suara UMY Sunshine Voice Raih Emas di Taipei

Sunshine Voice Choir UMY membawakan lagu rakyat dari NTB berjudul Benggong.

Paduan Suara Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sunshine Voice Choir di Taipei.
Paduan Suara Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sunshine Voice Choir di Taipei.

REPUBLIKA.CO.ID,TAIPEI -- Paduan Suara Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sunshine Voice Choir, mengikuti kompetisi di kancah internasional yang diselenggarakan oleh Taipei Philharmonic Foundation dengan tema Taipei International Choral Competition (TICC). Kompetisi ini dilangsungkan pada tanggal 31 Juli hingga 3 Agustus 2018 di Taipei City, Taiwan.

"Dalam ajang ini, Sunshine Voice Choir yang sering disebut sebagai SSV UMY mampu mengikuti 2 (dua) Kategori sekaligus yaitu, Mixed Choir dan Ethnic Choir," kata Kepala LPKA (Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni) UMY Faris Al-Fadhat, Sabtu (4/8).  

Dari dua kategori tersebut, tidak tanggung-tanggung SSV UMY berhasil membawa gold medal untuk Ethnic Choir dan juga silver medal untuk Mix Choir. Kompetisi ini juga diikuti oleh beberapa negara seperti Philippines, Macao, China, Malaysia,  Taipei, dan lainnya. Tidak hanya para peserta saja yang berasal dari beberapa negara, juri-juri yang disiapkan oleh penyelenggara berasal dari Jepang, Spanyol,  Malaysia, New Zealand,  Taiwan, China, dan juga Indonesia.  

Pada 2 kategori tersebut, SSV UMY telah membawakan total 6 lagu. Untuk Mixed Category SSV UMY membawakan Segalariak, Twa tanbo, dan Rain from the Sky. Selanjutnya untuk Ethnic category kami menyanyikan; Benggong, lagu rakyat dari Nusa Tenggara barat; Toki Tifa, lagu rakyat dari Maluku; dan Diu Diu Dang Ai, sebagai lagu wajib yang disyaratkan dari panitia. 

Untuk mengikuti kompetisi ini SSV UMY memberangkatkan 34 penyanyi, 1 konduktor, 1 pengiring piano, 4 official, Kepala LPKA (Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni) UMY Faris Al-Fadhat PhD, dan Sugito selaku pendamping.

Menurut Faris, dalam mengikuti lomba ajang internasional dibutuhkan waktu dan tenaga yang matang untuk segala proses persiapannya. "Hal ini juga yang menjadi pacuan bagi SSV UMY untuk dalam terus mengikuti ajang ajang internasional lainnya, bukan hanya diri kita yang bangga, tetapi dengan mengikuti ajang internasional kami rasa mampu untuk berkontribusi bagi Universitas dan juga Bangsa Indonesia," kata Faris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement