Senin 30 Jul 2018 17:26 WIB

Calon Mahasiswa Kedokteran Tertangkap Curangi Ujian Masuk

11 calon mahasiswa UAD Yogyakarta melakukan kecurangan bersama sindikat.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Nur Aini
Calon mahasiswa perguruan tinggi (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Calon mahasiswa perguruan tinggi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Calon mahasiswa tertangkap melakukan kecurangan demi dapat lolos dalam mengikuti ujian masuk perkuliahan di Fakultas kedokteran. Praktik curang itu dilakukan oleh sebelas calon mahasiswa kedoteran di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan, berkat pengawasan yang optimal dari panitia ujian, maka praktik curang dari calon mahasiswa kedokteran itu berhasil digagalkan.

“Kami sangat menyayangkan atas temuan ini. Padahal profesi dokter adalah profesi yang mulia, namun harus ternoda oleh calon mahasiswa yang menghalalkan segala cara demi dapat mencapai cita-citanya itu,” kata Kasiyarno kepada Republika.co.id usai menggelar konferensi pers terkait praktek curang tersebut di UAD, Senin (30/7).

UAD menggelar penerimaan mahasiswa baru (PMB) untuk fakultas kedokteran (FK) dalam tiga gelombang. Dalam gelombang pertama yang digelar pada 29 April 2018, UAD menggagalkan dua peserta yang melakukan tindakan kecurangan dalam ujian. Kemudian, pada gelombang ketiga yang digelar pada 29 Juli 2018, UAD kembali menggagalkan sembilan peserta yang melakukan tindakan kecurangan dalam ujian.

“Seluruh peserta yang merupakan peserta perempuan itu kemudian kami blacklist. Sehingga, mereka tidak dapat mengikuti ujian di UAD dalam tiga tahun ke depan,” ujarnya.

Kecurangan yang dilakukan kali ini adalah dengan melibatkan jaringan yang mengaplikasikan teknologi informasi. Beberapa alat yang digunakan adalah wi-fi transmitter, bluethooth, dan aki yang disembunyikan secara rapi di dalam tas peserta yang diletakan di luar ruang ujian.

Kepala Bidang Administrasi dan Evaluasi Akademik UAD, Imam Azhari mengatakan, praktik curang itu juga menggunakan smartphone, earphone khusus, dan ponsel. “Smartphone digunakan untuk mengambil gambar soal. Kemudian soal itu dipelajari oleh sindikat yang berada di luar kampus lalu jawaban akan diinformasikan melalui earphone kecil yang terpasang secara tersembunyi di telinga peserta,” kata Imam.

Jawaban itu sudah dapat diterima oleh peserta dalam waktu setengah jam setelah sindikat di luar kampus mendapatkan soal ujian. Soal itu dapat diterima oleh sindikat karena terdapat salah satu peserta yang menggunakan jaket khusus yang telah ditanam smartphone sebagai pengambil gambar dari soal ujian.

Menurutnya, praktik curang tersebut dapat digagalkan berkat ketelitian panitia dalam membaca gerak-gerik mencurigakan dari para peserta. Selain itu, kecurangan dapat digagalkan berkat penggeledahan yang dilakukan baik saat sebelum ujian maupun setelah ujian.

Seluruh calon mahasiswa kedokteran itu adalah peserta yang berasal dari beberaa daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi. Seluruh calon mahasiswa itu hanya mendapat sanksi blacklist dari UAD dan tidak dapat ditindak oleh kepolisian karena belum ada undang-undang yang dapat menjerat tindakan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement