Senin 23 Apr 2018 17:04 WIB

Peserta UN Keluhkan Soal HOTS, Ini Bantahan Kemendikbud

HOTS telah dilatihkan kepada guru sejak 2016 meski tidak secara merata.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Andri Saubani
Sambutan. PLT Direktur Jendral Guru dan Tenaga Pendidikan Hamid Muhammad memberikan sambutan sekaligus membuka pameran hari guru nasional 2017 di  Plaza Insan Berprestasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jumat (24/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sambutan. PLT Direktur Jendral Guru dan Tenaga Pendidikan Hamid Muhammad memberikan sambutan sekaligus membuka pameran hari guru nasional 2017 di Plaza Insan Berprestasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, soal ujian yang membutuhkan daya nalar tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) bukan hal yang baru. Sebab menurut dia, sejak 2016 soal tersebut telah dilatihkan kepada guru.

"Sudah kami latihkan, bahkan guru-guru SMA yang dilatih pertama," kata Hamid, Senin (23/4).

Kendati begitu, dia mengakui pelatihan soal HOTS belum dilakukan secara merata. Selama ini, pelatihan dilakukan secara paralel dan dimulai dari tingkat nasional, provinsi hingga ke kabupaten atau kota.

"Mungkin tidak merata kan tidak semua guru dapat pelatihan itu memang butuh waktu tapi kitalan tidak mungkin memperkenalkan setelah guru ditatar semua," jelas Hamid.

Karena itu, menurut Hamid, ke depan pemerintah akan terus memperluas pengenalan tentang soal-soal HOTS. Terutama pelatihan kepada para guru agar guru semakin paham dan bisa mengajarkannya kepada siswa dan siswi.

Dia mengatakan, sebenarnya soal HOTS yang ada dalam ujian nasional hanya 10 hingga 15 persen, atau sekitar empat hingga lima soal saja. Adapun, 50 persen dari soal UN tetap termasuk pada level normal atau normatif, 30 hingga 40 persen termasuk level menengah.

"Maka ya biasa lah kalau guru yang mengeluh hanya satu dua, di media kan seolah-olah semuanya problem," jelas dia.

Hari ini, Senin (23/4) hingga 26 April 2018 UN SMP akan digelar dan diikuti 4.296.557 siswa SMP dan MTs. Dari jumlah tersebut, peserta yang mengikuti UN berbasis komputer (UNBK) sebanyak 63 persen atau 2.694.692 siswa dan UN kertas pensil (UNKP) diikuti 1.601.865 siswa atau 37 persen.

Baca: Sulitnya Soal UNBK: Murid Ada yang Menangis, Bahkan Pingsan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement