Rabu 18 Apr 2018 07:23 WIB

Ilmu Sosial Bisa Berkontribusi untuk Revolusi Industri 4.0

perkembangan ilmu sosial memiliki ketertinggalan yang cukup serius

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIIS) Muhadjir Effendy mengatakan, perkembangan ilmu sosial memiliki ketertinggalan yang cukup serius karena itu, saat ini HIPIIS akan terus berupaya untuk mengarusutamakan kembali ilmu-ilmu sosial di Indonesia.

"Ilmu sosial juga akan bisa berkontribusi untuk revolusi teknologi 4.0," kata Muhadjir pada acara Pelantikan Pengurus, Rapat Kerja dan Simposium Nasional 2018 Pengurus HIPIIS di Hotel Sahid Jakarta, Selasa (17/4).

Dia mengatakan, setidaknya ada tiga peranan ilmu sosial dalam menyiapkan revolusi industri 4.0. Pertama, ilmu sosial harus bisa mendahului perkembangan ilmu pengetahuan dengan memiliki visi yang antisipatif. Kedua, ilmu sosial berperan untuk mengiringi perkembangan teknologi informasi dan digital. Ketiga, ilmu sosial perlu bergegas mengejar ketertinggalan ilmu sosial itu sendiri.

"Nanti akan kita mulai penelitian di daerah yang lebih idiografis yaitu riset yang bersifat parsial dan khas untuk mengangkat mengaktualisasikan keanekaragaman," jelas dia.

Dia juga memastikan, semua ilmu-ilmu sosial harus berpihak pada kepentingan bangsa. Dengan begitu, kontribusi ilmu sosial bisa akan berdampak dan dirasakan secara meluas bagi rakyat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement