Senin 09 Apr 2018 21:48 WIB

Panitia Ubah Sistem Nilai SBMPTN Berdasar Tingkat Kesulitan

Tidak ada lagi skor minus untuk jawaban salah.

Red: Nur Aini
Sejumlah peserta mengerjakan soal ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 di Universitas Negeri Jakarta, 16 Mei 2017. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyatakan 148.066 peserta lulus SBMPTN 2017 akan diumumkan pada Selasa (13/6) mulai pukul 14.00 WIB.
Foto: antara/hafidz mubarak a
Sejumlah peserta mengerjakan soal ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 di Universitas Negeri Jakarta, 16 Mei 2017. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyatakan 148.066 peserta lulus SBMPTN 2017 akan diumumkan pada Selasa (13/6) mulai pukul 14.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ,Panitia Pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri (SN-PMB PTN) 2018 mengubah sistem penilaian seleksi masuk tertulis atau Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) tersebut pada tahun ini.

"Jadi penilaian terhadap SBMPTN) 2018 tidak lagi menggunakan skor empat untuk jawaban yang benar, skor nol untuk tidak menjawab dan skor minus satu untuk jawaban yang salah seperti pada SBMPTN 2017," ujar Sekretaris Panitia Pusat SN-PMB PTN, Prof Joni Hermana, di Jakarta, Senin (9/4).

Joni menjelaskan penilaian pada SBMPTN metode penilaian pada SBMPTN tidak hanya memperhitungkan jumlah soal yang dijawab dengan benar dan salah oleh peserta, tetapi juga memperhitungkan karakteristik setiap soal khususnya tingkat kesulitan dan sensitivitasnya dalam membedakan kemampuan peserta.

Metode penilaian oleh panitia pusat dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama, seluruh jawaban peserta SBMPTN 2018 akan diproses dengan memberi skor stau pada setiap jawaban yang benar dan nol untuk setiap jawaan yang salah atau tidak dijawab.

Tahap dua dengan menggunakan Teori Response Butir, maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, di antaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola respons jawaban seluruh peserta tes 2018. "Dengan menggunakan model matematika, maka dapat diketahui tingkat kesulitan soal-soal yang dikategorikan mudah, sedang maupun sulit".

Tahap ketiga adalah karakteristik soal yang diperoleh pada tahap dua, kemudian digunakan untuk menghitung skor setiap peserta. Soal-soal sulit akan mendapatkan bobot lebih tinggi dibanding soal yang lebih mudah. Tahap-tahap penghitungan skor dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang pengujian, pengukuran, dan penilaian.

"Melalui sistem ini, maka setiap peserta yang dapat menjawab soal yang sama dan benar dapat memperoleh nilai yang berbeda, tergantung pada soal mana saja yang mereka jawab dengan benar".

Contoh peserta A, dapat menjawab dengan benar lima soal yakni no 1,5,7,11 dan 13, sedangkan peserta B juga dapat menjawab lima soal dengan benar yakni 1,5,9, 12 dan 15, kedua peserta akan mendapatkan skor akhir yang berbeda karena butir soal yang dijawab dengan benar oleh peserta memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dengan butir soal yang dikerjakan dengan benar oleh peserta B.

"Sistem penilaian seperti ini digunakan di negara maju seperti Amerika Serikat dan negara di Eropa, karena dengan menyertakan karakteristik setiap soal dalam penilaian, sistem penilaian lebih adil dan dapat membedakan kemampuan peserta dengan lebih baik."

Joni menegaskan semua petunjuk pengerjaan soal yang sesuai dengan sistem penilaian disertakan pada setiap soal diujikan. Pendaftaran SBMPTN dimulai 5 April pukul 08.00 WIB hingga 27 April pukul 22.00 WIB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement