Senin 09 Apr 2018 14:30 WIB

Kemendikbud Pastikan tak Ada Kebocoran Soal UNBK Tahun Ini

Kemendikbud mengklaim telah mengantisipasi berbagai potesi kebocoran soal.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Winda Destiana Putri
Gubernur Maluku, Said Assagaff (ketiga kanan), didampingi Kepala Sekolah Menangah Atas (SMA) Negeri 1 Ambon, Carolina Musatamu (kedua kanan) meninjau salah satu ruang kelas, tempat berlangsungnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Negeri 1, Ambon, Maluku, Senin (10/4).
Foto: Antara/Embong Salampessy
Gubernur Maluku, Said Assagaff (ketiga kanan), didampingi Kepala Sekolah Menangah Atas (SMA) Negeri 1 Ambon, Carolina Musatamu (kedua kanan) meninjau salah satu ruang kelas, tempat berlangsungnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Negeri 1, Ambon, Maluku, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan tidak ada kebocoran soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini. Sebab, Kemendikbud mengklaim telah mengantisipasi berbagai potesi kebocoran soal.

“Saya optimistis ini dijaga dengan baik. Karena apa yang jadi kendala seperti itu di tahun lalu sudah kami antisipasi,” kata Inspektur Jenderal Kemendikbud Daryanto ketika meninjau pelaksanaan UNBK di SMA PGRI 12 Jakarta, Senin (9/4).

Menurut Daryanto, saat ini para siswa sudah tidak lagi menaruh minat pada soal-soal bocoran atau kunci jawaban. Apalagi, masing-masing komputer berisi soal yang bervariasi sehingga soal pasti berbeda satu sama lain.

"Kalaupun berdekatan, soalnya tidak sama. Random, Juga untuk apa mereka menyontek ke temannya, sementara waktu di komputer berjalan terus, tidak bisa mundur," jelas dia.

Dia menerangkan, di beberapa sekolah ada yang memiliki siswa dalam jumlah besar namun fasilitas komputer terbatas, UNBK dilaksanakan dalam tiga shift. Dan menyikapi hal ini, Daryanto juga menepis peluang terjadi kebocoran soal.

Menurutnya, kendati ada siswa yang sudah terlebih dahulu menyelesaikan mata ujian tertentu, maka siswa yang bersangkutan sudah pasti akan mempersiapkan diri untuk ujian keesokan harinya.

“Bisa dibayangkan shift pertama ini kan harus memikirkan untuk ujian besok, dia tidak mungkin memberi tahu kepada temannya yang nanya. Toh, kalau mereka memberi tahu tidak akan paham, karena soalnya akan berbeda,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Balitbang Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan, jumlah peserta didik yang akan mengikuti UNBK pada 2018 sebanyak 6.293.552 peserta atau meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 3,7 juta peserta didik. Pada UN 2017, persentase peserta didik yang mengikuti UNBK sebanyak 65,4 persen dan UNKP sebanyak 34,6 persen.

Dia menjelaskan sejumlah provinsi siap menyelenggarakan 100 persen UNBK pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Provinsi-provinsi tersebut, yaitu Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.

Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), provinsi yang siap menyelenggarakan 100 persen UNBK. di antaranya Aceh, Banten, Bangka Belitung, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat. Kemudian, provinsi yang siap menyelenggarakan 100 persen UNBK pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di antaranya provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

"Kami memuji peran serta pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ujian nasional tahun ini," tambah Totok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement