Jumat 02 Mar 2018 01:23 WIB

Mendikbud Banggakan Siswa Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur

Jangan sampai tidak ada rindu untuk kembali ke Indonesia

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
enteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy saat mengunjungi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (1/3).
Foto: Muhyiddin / Republika
enteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy saat mengunjungi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  KUALA LUMPUR -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy bersama jajarannya mengunjungi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (1/3) sore. Saat akan melaksanakan shalat di sekolah ini, Mendikbud sempat menyapa dua siswa SD bernama Nabila dan Talita.

Muhadjir pun langsung menguji Talita untuk menyebutkan rukun Islam, namun Talita tidak menghafalnya. Sontak Muhadjir pun langsung memanggil gurunya. "Mana gurunya," kata Muhadjir bercanda, saat mengetahui siswi tersebut belum bisa menghafal rukun Islam.

Kemudian, Muhadjir meminta kedua siswa tersebut membacakan teks Pancasila, beruntung kali ini mereka berdua dapat menghafal teks Pancasila secara lancar. Kedua siswi tersebut membaca teks pancasila secara bersamaan. Setelah selesai, Muhadjir dan guru-guru sekolah tersebut langsung memberikan tepuk tangan.

 

photo
enteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy saat mengunjungi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (1/3). (Muhyiddin / Republika)

Usai shalat Ashar, Muhajir sudah ditunggu ratusan siswa siswi sekolah di dalam sebuah auditorium, yang terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA. Ia disambut dengan musik gamelan yang dimainkan oleh para siswa dan juga disambut dengan tarian khas Indonesia.

Dalam sambutannya, Muhadjir merasa bangga dan senang ketika melihat anak-anak Indonesia yang belajar di manca negara masih tetap mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi.

"Saya senang sekali karena saudara-saudara kita, anak-anak kita belajar di berbagai manca negara. Namun, yang penting adalah nasionalisme, jangan sampai tidak ada rindu untuk kembali ke Indonesia, jangan sampai tercerabut akar keIndonesiaanya," kata Muhadjir.

Karena itu, dia juga mengapresiasi siswa sekolah tersebut yang sempat menunjukkan musik gamelan ala Jawa. "Karena itu saya mengapresasi lagu-lagu Jawa dan tarian tadi," ucap Muhadjir.

Sementara itu, Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Agustinus Suharto menjelaskan bahwa sekolah yang dipimpinnya tersebut berdiri hampir setengah abad, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1969. Selama ini, menurut dia, sekolahnya tersebut sangat berpestasi dalam bjdang sains ataupun bidang seni.

Kendati demikian, menurut dia, pihaknya masih akan terus memajukan sekolah tersebut di Malaysia, sehingga nama Indonesia menjadi harum di mata dunia. "Kami siap menjadi yang terdepan," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement