Jumat 10 Nov 2017 12:42 WIB

Sekolah Muslim di India Utara Lakukan Modernisasi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agus Yulianto
Sekolah di India (Ilustrasi)
Foto: Google
Sekolah di India (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LUCKNOW -- Pemerintah meminta sekolah-sekolah Islam di Uttar Pradesh mengajarkan mata pelajaran bahasa Inggris, matematika, dan sains ke jenjang sekolah menengah. Hal itu bertujuan membekali siswa menghadapi dunia modern.

Menteri Kesejahteraan Minoritas Negara Laxmi Narayan Chaudhary mengumumkan keinginan itu untuk negara bagian berpenduduk paling padat, Kamis (9/11). "Pemerintah negara bagian berupaya mengenalkan perubahan kurikulum, kata Chaudhary dilansir dari The Guardian, Jumat (10/11).

Dia menjelaskan, kebijakan itu bertujuan memastikan pelajar madrasah mampu bersaing dengan lulusan sekolah reguler saat terjun di dunia kerja, khususnya kedokteran dan teknik. Uttar Pradesh memiliki sekitar 19 ribu sekolah agama atau madrasah, tetapi kebanyakan mengajarkan teologi Islam.

Bahkan, sejumlah madrasah mencoba memodernisasi kurikulum, menjadikan pelajaran itu menjadi pilihan di sekolah menengah. Chaudhary meyakini, kebijakan itu berdampak pada jutaan anak Muslim.

Chaudhary memerinci, dari semua komunitas agama di India, Muslim memiliki tingkat buta huruf tertinggi (42,7 persen), bagian terendah orang dalam pekerjaan (33 persen), dan tingkat partisipasi paling rendah di pendidikan tinggi (4,4 persen). Padahal, pemerintah setempat mencatat Muslim menempati 14 persen dari 166 juta populasi India.

Madrasah adalah titik pertengkaran antara orang Hindu, Partai Bharatiya Janata (BJP), dan Muslim. Sejumlah angota BJP menyebut madrasah tempat berkembang biak ekstremisme Islam. Sementara, staf sekolah madrasah menuduh BJP mencoba mencampuri tradisi mereka.

Madrasah The Jamea Tus Salehat di Rampur, Uttar Pradesh menyambut baik kebijakan itu. Guru bahasa Inggris, Soofia Azhar menjalaskan, selama ini, tak mengajarkan pelajaran bahasa Inggris karena pelajaran bahasa Arab butuh banyak waktu.

Kendati demikian, Azhar mempertanyakan, ihwal pemerintah membantu mempekerjakan guru tambahan? Selain itu, ia mengatakan pemerintah perlu menerjemahkan buku pelajaran dalam bahasa Urdu. "Kita perlu mencari tahu tentang itu," kata Azhar.

Dia mengatakan, semua guru madrasah The Jamea Tus Salehat adalah perempuan, kecuali empat orang mengajar studi Islam. Silabus mencakup bahasa Inggris, Hindi, matematika, sains, sejarah, studi komputer, PE (olahraga), dan ilmu sosial.

Pendidikan modern disatukan dengan etos ortodok budaya. Saat guru, yang sudah ketinggalan zaman, meninggalkan gedung utama mereka harus menggunakan selendang untuk menutupi kepala dan wajahnya. Muslim adalah kaum mayoritas di Rampur. Meskipun 20 persen populasi di Uttar Pradesh beragama Islam, hanya sedikit kota memiliki mayoritas Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement