Ahad 29 Oct 2017 12:45 WIB

Kurikulum Jurusan Keuangan Harus Beradaptasi dengan Fintech

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Fintech (ilustrasi)
Foto: flicker.com
Fintech (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pesatnya perkembangan teknologi saat ini, banyak membuat berbagai pihak khawatir.  Menurut Ketua STIE Ekuitas, Ina Primiana, saat ini banyak yang galau dengan semua hal yang selalu berbasis online, termasuk, industri keuangan harus terus mempersiapkan diri. Hal itu terutama karena keberadaan fintech yang terus berkembang sehingga menuntut adanya kurikulum jasa keuangan yang sejalan dengan perkembangan tersebut.

"Ternyata tak harus khawatir tapi harus ada terobosan dan inovasi. Termasuk, menyiapkan mahasiswa yang akan turun ke industri keuangan nanti," ujar Ina ditemui usai Acara Wisuda Mahasiswa Lulusan STIE Ekuitas, di Gor Kantor Pusat Bank BJB Jalan Naripan, akhir pekan lalu.

Ina menjelaskan, sebagai perguruan tinggi yang mencetak lulusan untuk terjun di bidang industri keuangan, STIE Ekuitas tentu telah melakukan upaya untuk menciptakan lulusan yang siap menghadapi berbagai tantangan dunia kerja. Termasuk, menghadapi era digital ini, STIE Ekuitas, telah meerubah kurikulum.

"Jadi, kurikulum kami sudah disesuaikan dengan perkembangan teknologi seperti Fintech," katanya.

Kurikulum baru ini, kata dia, mulai akan diberlakukan pada semester. Dengan kurikulum tersebut, ia berharap semua mahasiswa bisa memiliki pemahaman dan pengetahuan yang terus mengikuti perkembangan.

"Tahun depan semua Prodi di STIE Ekuitas menggunkan kurikulum berbasis teknologi. Mahasiswa pun mempelajari bagaimna perbankan menggunakan on line," katanya.

Ina menilai, agar perkembangan teknologi tersebut mau tak mau harus diimbangi dengan kesiapan mahasiswa menghadapinya. Sekarang proses edukasi dan sosialisi terus dilakukan dengan harapan nanti semua mahasiswa akan semakin siap.

"Kami berharap, mahasiswa pun bisa merebut pasar yang ada. Semoga meraka terbuka agar bisa bersaing di dunia kerja. Konvensional bsa berjalan tp tak kalah dengan online," katanya.

Perubahan kurikulum sendiri, kata dia, tentunya harus disertai dengan pembenahan infrastruktur. J "Semua Prodi harus menyesuaikan. Yang terbesar semuanya harus menyesuaikan. Sudah keharusan juga mind set diubah. Karena, ada perubahan pola pikir dan belanja orang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement