Senin 17 Jul 2017 17:33 WIB

Perguruan Tinggi Berakreditasi A Masih Minim

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Qommarria Rostanti
Menristekdikti, Mohamad Nasir.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menristekdikti, Mohamad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta berakreditasi A di Indonesia masih minim dan kurang. Dari sekitar 4.529 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, hanya 50 saja yang terakreditasi A.

"Saat saya pertama jadi menteri hanya 16 yang terakreditasi A, kemudian 2015 meningkat menjadi 26, nggak signifikan menurut saya, ini kurang," ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Senin (17/7).

Untuk meningkatkan jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta berakreditasi A, Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek) aktif melakukan melakukan pembinaan melalui kunjungan ke daerah-daerah di Indonesia. Nasir menargetkan pada 2017, jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta yang terakreditasi A bisa meningkat menjadi 80. Nasir mengatakan tanggung jawab Kemenristekdikti untuk mewujudkannya yakni dengan pendampingan, revitalisasi, pemantauan, pembinaan, dan pengawasan.

Perguruan tinggi yang memiliki akreditasi C berjumlah sekitar 80 persen dari total keseluruhan perguruan tinggi di Indonesia. Nasir mengatakan, dia menyerahkan perguruan tinggi yang memiliki akreditasi C kepada koordinator perguruan tinggi swasta (kopertis) untuk pembinaan.

Menurut Nasir, perguruan tinggi dengan akreditasi C akan menyulitkan lulusannya terserap di dunia kerja. Pasalnya saat ini dunia usaha lebih banyak menggunakan tenaga kerja dengan lulusan perguruan tinggi yang terakreditasi A dan B.

"Justru yang menjadi masalah itu yang di perguruan tinggi kecil, yang akreditasinya C, ini yang perlu kita merger dulu," ujar Nasir.

Nasir mengimbau masyarakat jeli ketika memilih lembaga untuk melanjutkan pendidikan. Dalam waktu dekat, Kemenristekdikti akan mengeluarkan peringkat perguruan tinggi di Indonesia sehingga memudahkan masyarakat memilih perguruan tinggi berkualitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement