Senin 17 Jul 2017 13:18 WIB

Wapres Sarankan Perguruan Tinggi Swasta Merger

Red: Nur Aini
Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Foto: Antara
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong agar perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (AB-PTSI) melakukan merger untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi.

"Jika dibandingkan Cina, jumlah perguruan tinggi lebih banyak, namun Cina lebih maju. Artinya perlu revitalisasi dan perlu merger. Sehingga dengan jumlah yang pantas bisa meningkatkan kualitas," ujar Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada Musyawarah Nasional ke-4 AB - PTSI di Seminyak, Kabupaten Badung, Bali, Senin (17/7).

Revitalisasi dan merger tersebut, kata dia, akan menekan biaya operasional perguruan tinggi swasta tersebut. Wapres memberikan contoh di dunia perbankan pada krisis ekonomi pada 1998, yang disebabkan karena terlalu banyaknya bank. "Jumlah besar belum tentu bermanfaat, namun jumlah yang pantas akan meningkatkan kualitas perguruan tinggi itu."

Wapres menyebut perguruan tinggi berorientasi pada kegiatan nonprofit namun bukan berarti perguruan tinggi tersebut tidak boleh memiliki keuntungan untuk membiayai operasionalnya. Oleh karena itu, menjadi tugas bersama agar perguruan tinggi swasta efesien dan berkualitas.

Peningkatan kualitas perguruan tinggi swasta, kata dia, sangat penting dikarenakan sekitar 4 juta dari 6,3 juta mahasiswa Indonesia ada di perguruan tinggi swasta, atau 63 persen mahasiswa ada di swasta. "Perguruan tinggi menyangkut masa depan, makanya kita berani bayar mahal. Banyak anak kita ke luar negeri, untuk mendapatkan perguruan tinggi berkualitas," katanya.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir terus mendorong perguruan tinggi swasta untuk merger, terutama perguruan tinggi yang kurang 'sehat'. "Terutama perguruan tinggi yang berada di satu yayasan, lebih mudah untuk melakukan merger," kata Nasir.

Perguruan tinggi baik negeri mau swasta, kata Nasir, harus berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan yang berkualitas serta menghasilkan lulus yang memiliki kompetensi. Saat ini, jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4.521 perguruan tinggi dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa.

Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan perguruan tinggi di Cina, dengan penduduk lebih dari satu miliar jiwa, namun perguruan tinggi hanya sekitar 2.500-an. "Kami terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Tujuannya agar perguruan tinggi itu semakin kuat dan menghasilkan lulusan yang a berkualitas," kata Nasir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement