Sabtu 13 May 2017 21:49 WIB

Pendidikan Jalan Terindah untuk Bangun Peradaban

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Pendidikan/Ilustrasi
Pendidikan/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institut Indonesia Bermutu (IB), Zulkifri Anas mengatakan, pendidikan sebagai jalan terindah untuk membangun peradaban. Ia mengutip pasal I Ayat (1) Undang-Undang (UU) sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003.

Pasal tersebut menyebut bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. "Dengan demikian, pendidikan dapat dikatakan sebagai jalan terindah untuk membangun peradaban," katanya di seminar bertema 'Kurikulum Kehidupan Menuju Revolusi Pendidikan', di aula Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, di Jakarta, Sabtu (13/5).

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kurikulum sebagai rambu-rambu yang memperlancar upaya manusia mencapai tujuan. Menurutnya, sejatinya kurikulum itu sederhana. Ia memuat apa yang akan kita lakukan sehingga peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, malas menjadi rajin, sembrono menjadi disiplin, egois menjadi peduli, destruktif menjadi konstruktif, tidak literat menjadi literat, dan seterusnya.

Oleh karena itu, kata dia, kurikulum yang dirancang harus siap mengantisipasi kebutuhan mereka, baik kebutuhan saat manusia belajar maupun kebutuhan di masa mendatang. Sebagai rembu-rambu, kehadiran kurikulum membuat materi pelajaran yang tadinya sulit menjadi mudah diajarkan, mudah dipelajari siswa, dan terukur pencapaiannya oleh setiap siswa.

Dalam konteks itu pula, kurikulum bukanlah sekadar daftar materi pelajaran yang akan dipindahkan ke diri anak. "Melainkan sebuah rancangan atau skenario yang memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada setiap anak untuk mengembangkan potensi yang sudah ada dalam diri mereka," ujarnya.

Potensi itu disebutnya sudah dimiliki sejak lahir dan setiap orang memilikinya. Pendidikan disebutnya upaya menuntun agar potensi yang bersemayam dalam diri peserta didik keluar dan berkembang menjadi kompetensi. Dengan demikian, makna pendidikan adalah memberikan pelayanan kepada setiap anak agar kekuatan-kekuatan yang tersembunyi dalam diri anak dapat 'dikeluarkan', dikembangkan, dan diberdayakan.

Hasilnya, anak menjadi semakin siap, tangguh, dan matang dalam menghadapi persoalan kehidupan. Pematangan itu terus terjadi tanpa jeda. Ia berkembang sejalan dengan pengalaman yang dilalui. "Setiap fase berjalan seiring dengan napas dan keberadaannya sebagai manusia, setiap perkembangan langsung dimanfaatkan dalam kehidupan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement