Kamis 30 Mar 2017 09:50 WIB

SMA Korpri Bekasi Siap Laksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer

Rep: Aziza Fanny Larasati/ Red: Hazliansyah
Petugas memeriksa komputer untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9, Jakarta, Rabu ( 8/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas memeriksa komputer untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 9, Jakarta, Rabu ( 8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kemendikbud telah menetapkan untuk memberlakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2017 untuk sekolah yang sudah mampu dan memiliki perangkat komputer memadai. Salah satu sekolah yang telah siap melaksanakan ujian berbasis komputer ini adalah SMA Korpri Bekasi.

"Secara teknis kita sudah siap 100 persen. Tapi kita masih melakukan pembinaan mental. Misalnya siswa yang beragama Islam diharuskan ke masjid setiap pukul 06.30 pagi," ujar Wakil Bidang Kurikulum SMA Korpri Bekasi Bujang, saat ditemui di SMA Korpri pada Rabu (29/3).

Menurut keterangannya, total siswa yang mengikuti Ujian Nasional berjumlah 304 siswa. "Total komputer yang kita miliki berjumlah 110 komputer. Jadi dibagi tiga sesi ujian," ujarnya.

Tahun ini adalah tahun kedua SMA Korpri melaksanakan UNBK. Menurut Bujang, sekolah sudah melakukan percobaan UNBK tahun lalu dan sudah tiga kali melakukan simulasi ujian berbasis komputer.

"Tahun lalu kami adalah salah satu dari 14 sekolah yang melakukan UNBK. Tapi tahun ini sudah hampir semua sekolah wajib menerapkan sistem ujian ini," ujar Bujang.

Dilihat dari tahun lalu dan simulasi yang dilakukan, Bujang memaparkan kendala yang mungkin dihadapi. "Kendala aplikasi kecil kemungkinan eror. Mungkin yang kita khawatirkan kendala penunjang seperti listrik," ujarnya.

Dari segi pengawasan ujian, menurut Bujang, pemerintah sudah merencanakan adanya pengawasan silang untuk ujian nasional yang akan diadakan pada tanggal 10 April-13 April 2017. "Tapi hingga detik ini belum ada kepastian," ujar Bujang.

Menurut Bujang, hingga saat ini pengawas ujian masih berasal dari guru SMA Korpri sendiri.

"Kita punya semboyan kejujuran di atas segalanya. Otomatis kita akan mengawasi anak. Tidak ada alasan kita memperbolehkan anak untuk mencontek," ujar Bujang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement